Ngaturaken ►►Namo Buddhaya Selamat Datang Welcome Sugeng Rawuh di Blog Sederhana ini_/|\_Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

28 October 2020

JEDA

Terkalahkan oleh hiruk pikuk media sosial, blog reot ini terlupakan, hampir tiga tahun ga pernah posting. Sesekali ingat kalau punya blog saat ada sms yang kebanyakan bertanya tentang hasil pengobatan alternatif yang pernah kucoba dulu sebelum memutuskan operasi. Tapi ya sekedar," Oh...ternyata masih ada yang baca blogku," dan tak punya tenaga untuk menulis lagi. Bukan tak punya tenaga sih sebenarnya, malas...lebih tepatnya. Karena selera berubah, sekarang lebih suka bicara lewat foto dan video.

Kelas 3 SD sudah membaca novel Siti Nurbaya, Anak Seorang Romusha, dan beberapa novel kelas berat lainnya, sehingga pernah bercita-cita jadi penulis. Ternyata sampai setua ini belum kesampaian. Nulis cuma sebatas status medsos.

Jaman dulu belum ada internet (listrik aja belum ada) di duniaku, nulisnya di diary warna-warni. Kenal komputer di STM, kenal internet jaman kuliah, kenal medsos jaman jadi guru. Komunikasi kembali dengan teman-teman STM waktu itu masih pake Milis (Mailing List) grup. Anak jaman now pasti ga ngerti Milis ya... Setelah itu ganti Yahoo Messenger untuk aplikasi chatting. Kemudian muncul Friendster FS), medsos paling hits kala itu, yang bisa ganti-ganti Theme dengan foto kita sendiri tapi harus pasang script. Buat yang sua nulis, Blog tentu saja adalah simbol eksistensi.

Sempat berjaya beberapa tahun, kemudian muncul Facebook (FB) dan akhirnya Friendster-pun tutup. FB-an sejak tahun 2009, dari jaman bahasa alay sampai bahasa kekinian masih bisa mengikuti. Inilah keuntungan dari bergaul dengan anak-anak (SMA), bisa cepat mengikuti perkembangan tren dunia maya. Berdampingan dengan aplikasi chatting milik Blackberry yang sempat berjaya kala itu, tapi kini sudah ditenggelamkan oleh aplikasi Whatsapp.

Sekarang, Facebook tak lagi diminati oleh remaja. FB hanya untuk kaum 'lansia' yang malas belajar aplikasi-aplikasi baru yang bermunculan. Remaja lebih suka Instagram yang lebih menjanjikan untuk kemudahan eksistensi diri, apalagi didukung dengan aneka macam filter kamera dan aplikasi editing foto yang sangat memanjakan nafsu mempercantik diri tanpa biaya. Popularitas adalah kekuatan pada masa kini. Follower yang banyak adalah modal untuk mendapatkan uang dari endorse dan influencer. Makanya Instagram (IG) menjadi segala-galanya bagi anak jaman now.

Jangan lupa dengan Twitter. Aplikasi ini bisa dibilang jadul tapi masih eksis sampai sekarang. Banyak dipakai oleh tokoh masyarakat dan politikus untuk menyampaikan pesan-pesannya dan respons terkait fenomena terbaru yang update sangat cepat. Saking cepatnya kadang...terjebak hoax.

Youtube sempat menjadi pemain tunggal di dunia per-video-an. Namun sekarang mulai banyak pesaing, salah satunya Vidio yang mirip-mirip dengan Youtube. Dan aplikasi belanja yang sangat banyak bermunculan dengan tagline dan kode warna masing-masing, ada toko hijau, toko orange, dll.

Game Online? Adalah salah satu yang sangat digandrungi jaman sekarang tanpa pandang usia. Anak-anak banyak yang sukses jadi game streamer.

Yah, demikianlah kehidupan masa sekarang. Dunia maya bukan hanya milik anak muda. Buktinya ada nenek-nenek yang sukses jadi Youtuber, Mbah Minto salah satunya yang sekarang sangat terkenal dan mengalami perubahan ekonomi yang luar biasa. Bayi-bayi juga banyak yang sukses menghasilkan uang dari dunia maya. Lalu posisi kita dimana?

Orang yang baru kenal internet (pemula/newbie) cenderung menggunakannya hanya untuk senang-senang, melihat-lihat sesuatu yang sebelumnya tak bisa dilihat (Apakah itu? Hmmm...). Pengguna di level menengah menggunakan internet untuk memperlancar pekerjaan. Pengguna level tinggi menggunakan internet untuk menghasilkan karya.

Bagiku? Internet sepenting nafas, bukan sekedar alat komunikasi, duniaku ada di dalam internet. Pekerjaanku ada di sana (Google Classroom, Edmodo untuk ngajar, Webex, Zoom, Google Meet untuk rapat-rapat, Youtube untuk sharing video dan cari tutorial, Online banking untuk terima gaji dan kemudian forward bayar tagihan, Drive untuk penyimpanan data, Facebook untuk baca cerpen, cerbung, nonton drakor, curhat alay, Instagram untuk pamer foto, Twitter untuk baca berita cepat, dan masih banyak lagi.

Apakah bisa berhenti menggunakan internet? Bisa. Seperti akhir-akhir ini, ketika mata sudah mulai bertambah rabun dan sakit saat bercengkrama dengan layar biru. Mau tak mau harus ambil JEDA. Bukan berhenti, hanya istirahat sejenak. Memandang cucian kotor, lantai berdebu, tanaman layu, dan aneka pemandangan lainnya.

Inilah hidup.

23 January 2018

Lelaki Hebat

Ultraman Kribo, panggilan kesayanganku pada si kecil, hari ini benar-benar bikin meleleh bahagia. Ceritanya tadi aku pura-pura pengen main game tapi ga tau caranya. Aku merengek-rengek dengan gaya dia, eh...ga nyangka dia malah menunjukkan sikap 'sok dewasa'nya. Bayi kecilku ini tiba-tiba berlagak jadi guru dan ngasih tutorial cara main game dan trik-triknya. Hmmm...tadinya aku kira dia yang biasanya pelit ga akan kasih aku pinjam hpnya. 

Setelah pura-pura kalah dan menyerah main game-nya, aku bilang mau tidur tapi harus gosok gigi dulu. "Dek, Ibuk mau gosok gigi tapi Ibuk takut ada suster ngepot..." Dia bilang, "Ayo Adek kawanin, Adek juga nak gosok gigi." Yess, kena juga. Biasanya ga pernah mau disuruh gosok gigi malam, jangankan gosok gigi, ambil minum di kulkas aja sering dia males...bilang Adek capeklah, apalah...eh kini dia sukarela.

Adegan berikutnya adalah kelonan. Di adegan ini dia kembali jadi bayi manja. Minta dinyanyikan lagu Buddhis Selamat Tidur Sayang berulang-ulang. Karena mulut capek (maklumlah bukan penyanyi), akhirnya perekam suara yang bekerja membuai telinganya dengan suara merduku yang seperti diva kelas coro, xixixi.

Dan di saat melihatnya tertidur di pelukan seperti ini mulailah dilanda baper emak-emak. Menatap wajah lucunya, kepikiran kelak dia akan jadi seperti apa? Apakah hidupnya nanti akan bahagia? Apakah dia akan memiliki pasangan yang membahagiakan? Memiliki keluarga yang membahagiakan?

Dengan segala kerapuhan tubuhku ini, aku hanya bisa berharap semoga punya sisa usia untuk menemaninya sampai dia dewasa. Untuk melihatnya bahagia. Untuk menopangnya ketika dia lemah. Sebab hidup tak pernah ada yang sempurna, selalu ada saat kita lemah, jatuh, sakit, terluka...yang membutuhkan seseorang untuk sekedar menyandarkan kepala. Semoga engkau menemukan orang-orang yang akan menyayangimu dengan tulus Nak.

Dan, jadilah lelaki hebat seperti satu-satunya lelaki yang kucintai namun terlalu cepat pergi bahkan ketika usiaku belum 13 tahun. Lelaki sederhana yang selalu bersedia mengalah, mendahulukan kepentingan saudara-saudaranya, yang mampu "menghidupi" kami bahkan ketika sudah tiada.

Janganlah jadi laki-laki pecundang, seperti banyak lelaki yang kutemui sepanjang hidupku. Lelaki yang selalu meminta dan terus menikmati darah dan keringat perempuan tanpa tahu malu, lelaki penipu yang hanya inginkan uang perempuan, lelaki pemalas yang hanya ingin numpang hidup di rumah perempuan, lelaki pembohong yang tidak menepati janji, lelaki jahat yang memanfaatkan ketidaktegaan perempuan untuk keuntungannya sendiri, lelaki bodoh yang tidak punya inisiatif dan malas belajar, lelaki tidak peka terhadap sekelilingnya, dan banyak lagi jenis lelaki jahat di dunia ini. 

Nak, jadilah lelaki hebat, yang tak pernah membuat seorang perempuan menangis.

Popular Posts