Ngaturaken ►►Namo Buddhaya Selamat Datang Welcome Sugeng Rawuh di Blog Sederhana ini_/|\_Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

21 November 2008

KD. 2.3 Kelas XII Buddha, Bodhisatva dan Arahat

1. Jelaskan definisi Buddha!
2. Jelaskan Definisi Bodhisatva!
3. Jelaskan definisi Arahat!
4. Sebutkan macam-macam Buddha!
5. Sebutkan macam-macam Bodhisatva!
6. Sebutkan macam-macam Arahat!
7. Bagaimana cara mencapai kebuddhaan?
8. Apakah setiap manusia memiliki benih-benih kebuddhaan? Jelaskan!

19 November 2008

KD 2.1 Kelas XI

1. Definisikan pengertian sila!
2. Rumuskan dasar-dasar sila!
3. Sebutkan sila yang terdapat dalam Jalan Mulia Berunsur Delapan!
4. Jelaskan pengertian ucapan benar!
5. Jelaskan pengertian perbuatan benar!
6. Jelaskan pengertian mata pencaharian benar!
7. Sebutkan 3 contoh ucapan benar!
8. Sebutkan 3 contoh perbuatan benar!
9. Sebutkan 3 contoh mata pencaharian benar!
10. Sebutkan 5 macam perdagangan salah!

KD 2.4 Kelas X

1. Jelaskan fungsi keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa!

2. Sebutkan sifat-sifat Ketuhanan dalam diri manusia sebagai wujud manusia berketuhanan!

3. jelaskan bahwa keyakinan terhadap TUhan Yang Maha Esa juga termasuk keyakinan terhadap kebenaran mutlak!

18 November 2008

TEORI ALGO-HEURISTIC (Lev. N. Landa)

A. TEORI ALGO-HEURISTIC (Lev. N. Landa)

Sumber: Dr. C. Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran, hal. 81-89)

Teori Algo-heuristic merupakan salah satu bagian dari teori belajar Sibernetik. Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar, namun dalam teori sibernetik, yang lebih penting adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan menentukan proses. Bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari.

Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.

Salah satu penganut aliran sibernetik adalah Landa. Ia membedakan ada dua macam proses berpikir, yaitu proses berpikir algoritmik dan proses berpikir heuristic. Proses berpikir algoritmik yaitu proses berpikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus menuju satu target tujuan tertentu. Contoh proses algoritmis adalah: kegiatan menelpon, menjalankan mesin mobil, dll. Sedangkan cara berpikir heuristic adalah cara berpikir divergen, menuju ke beberapa target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan cara berpikir heuristic. Contoh proses berpikir heuristic adalah: operasi pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara pemecahan masalah, dll.

Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan (dalam istilah teori sibernetik adalah sistem informasi yang hendak dipelajari) diketahui ciri-cirinya. Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur, linier, sekuensial, sedangkan materi pelajaran lainnya akan lebih tepat bila disajikan dalam bentuk “terbuka” dan memberi kebebasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berpikir. Misalnya, agar siswa mampu memahami suatu rumus matematika, akan lebih efektif jika presentasi informasi tentang rumus tersebut disajikan secara algoritmik. Alasannya, karena suatu rumus matematika biasanya mengikuti urutan tahap demi tahap yang sudah teratur dan mengarah ke satu target tertentu. Namun untuk memahami makna suatu konsep yang lebih luas dan banyak mengandung interpretasi, misalnya konsep keadilan atau demokrasi, akan lebih baik jika proses berpikir siswa dibimbing ke arah “menyebar” atau berpikir heuristic, dengan harapan pemahaman mereka terhadap konsep itu tidak tunggal, monoton, dogmatik atau linier.

Popular Posts