1) Samatha bhavana
Samatha bhavana adalah meditasi ketenangan batin. Meditasi ini dilakukan dengan memusatkan pikiran pada suatu objek hingga pikiran terpusat, menjadi tenang dengan mencapai Rupa Jhana atau Arupa Jhana. Samatha bhavana berasal dari kata samtha dan bhavana. Samatha berarti ketenangan, sedangkan bhavana berarti mengembangkan. Jadi samatha bhava berarti mengembangkan ketenangan. Namun dengan sehubungan meditasi, maka samatha bhavana artinya meditasi mengembangkan ketenangan batin.
2) Vipassana bhavana Vipassana bhavana adalah meditasi pandangan terang. Meditasi ini melakukan dengan mengembangkan pengertian sempurna mengenai sebuah objek. Biasanya meditasi ini dimulai dengan Kayanupassana satipattana, yaitu perhatian seksama pada jasmani, dst, hingga mencapai kesucian batin. Vipassana artinya melihat kedalam, kebijaksanaan, pandangan terang. Dalam hal ini, pandangan terang digunakan untuk melihat sesuatu sebagaimana apa adanya.
1) Keinginan yang kuat untuk bermeditasi
2) Memiliki sila yang baik, senang melakukan perbuatan baik dan telah melakukan perbuatan baik.
3) Memiliki kesehatan jasmani dan batin
4) Tempat yang tenang, jauh dari keramaian dan tidak terganggu oleh orang maupun bianatang
5) Waktu yang sesuai, bebas dari pekerjaan dan tugas
6) Adanya guru pembimbing.
7) Buku pedoman meditasi (kitab suci)
8) Memilih objek yang sesuai dengan watak
9) Posisi tubuh dalam bermeditasi adalah rileks
10) Suhu tempat bermeditasi yang sesuai dan nyaman
11) Memiliki teman bermoral yang senang dengan meditasi
Ada banyak manfaat yang dirasakan seseorang, setelah ia menjalankan meditasi, yaitu:
1) mereka yang berhasil, dapat menangkap pikiran, kewaspadaan terpelihara, indra-indra terkendali, dapat mengatasi stress, keragu-raguan, kekhawatiran, penyakit-penyakit psikis ringan; mempunyai kemampuan untuk lebih mengerti apa yang sedang dihadapi.
2) mereka yang mencapai jhana, dapat memiliki abhinna, pandangan hidup mereka akan bertambah luas, lebih tinggi daripada pandangan hidup manusia biasa. Akan terlahir kembali sesuai dengan tingkat jhana yang dicapai.
3) mereka yang mencapai kesucian, menjadi manusia suci kesucian seseorang tidak pernah menurun kualitas kesuciannya.