Ngaturaken ►►Namo Buddhaya Selamat Datang Welcome Sugeng Rawuh di Blog Sederhana ini_/|\_Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

30 January 2009

SK 3 KD 3.4 Kelas X Semester 2

Standar Kompetensi:
3. Mengungkapkan kitab suci sebagai pedoman hidup

Kompetensi Dasar:
3.4 Menjelaskan kebenaran yang terdapat dalam Tipitaka

QUIZ:
1. Jelaskan bahwa kitab suci Tipitaka dapat dibuktikan kebenarannya!
2. Jelaskan bahwa kitab suci Tipitaka dapat memberikan manfaat bagi pelakunya!

2 comments:

Anonymous said...

1. Tentang BUKTI HIDUP bahwa menghapal TIPITAKA itu SANGAT MUNGKIN dan SUDAH
tercatat di Guiness book of record:

INGATAN TERDAHSYAT DI DUNIA. Pada tahun 1956, di Konsili Buddhis Ke-6 di
Yangon, Myanmar, tercatat suatu peristiwa bersejarah yang menggemparkan dunia.
Di hadapan ribuan peserta sidang dari berbagai penjuru dunia, Bhikkhu Badanta
Viccittasara menjawab pertanyaan dari seluruh isi Tipitaka yang diajukan oleh
Sayadaw Mahasi. Beliau mendaras Kitab Suci Tipitaka yang tebalnya sekitar
sebelas (11) kali lipat Kitab Injil, tanpa bantuan naskah, dengan begitu lancar,
tanpa salah sedikit pun! Beliau juga dikenal dengan nama Sayadaw Mingun, seorang
bhikkhu dari Desa Mingun, Myanmar, yang mendapat gelar Tipitakadhara (Penghapal
Tipitaka) pertama pada era modern ini. Tradisi menghapalkan Tipitaka semacam
ini masih dilestarikan di Myanmar, dan hingga kini sudah tercatat ada 11 orang
Tipitakadhara. Ini juga membuktikan bahwa tradisi menurunkan ajaran Buddha
secara ingatan dan oral sebelum Tipitaka dituliskan adalah memungkinkan dan
bukanlah isapan jempol belaka. Atas prestasi yang
mengagumkan ini, Guinness Book of World Records 1986 mencatat Sayadaw Mingun
sebagai: MANUSIA DENGAN INGATAN TERDAHSYAT DI DUNIA. Suatu gelar yang sudah
selayaknya dan lebih mengundang decak lagi karena beliau menghapalkan naskah
yang bukan dari bahasa ibunya (Myanmar), melainkan dari bahasa asing (Pali) yang
sudah ”mati”. Mingun Sayadaw wafat pada tahun 1993, pada usia 82 tahun, setelah
melewatkan 62 masa ke-bhikkhu-an (vassa). Di antara 11 orang Tipitakadhara, 7
di antaranya masih hidup sampai saat ini. Yayasan Karaniya dan Ehipassiko
Foundation, bekerja sama dengan berbagai pihak, berhasil mendatangkan 2 orang
”legenda hidup” ini, yakni Bhikkhu Indapala (46 tahun) dan Bhikkhu Thondara (51
tahun). Tanggal 16-21 Desember 2006 mereka roadshow di Medan, Jakarta,
Palembang, Surabaya, dan Semarang.

Anonymous said...

2. manfaat bagi para pelakunya yaitu :
- dapat menyingkirkan nafsu indria, - dapat menyingkirkan kebencian dan ketidak-tahuan,
- memiliki pengetahuan benar,
- batin yang bebas dari nafsu, dan -tidak melekat pada apapun baik di sini maupun di sana

Popular Posts