Ngaturaken ►►Namo Buddhaya Selamat Datang Welcome Sugeng Rawuh di Blog Sederhana ini_/|\_Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

13 March 2009

Sk 4 KD 4.4. Kelas X Semeter Genap

Standar Kompetensi:
4. Kemampuan memahami makna berlindung kepada Tiratana

Kompetensi Dasar:
4.4. Mengembangkan diri dan merealisasi pernyataan berlindung kepada Tiratana

QUIZ:
1. Jelaskan cara-cara pengembangan diri untuk berlindung kepada Tiratana!
2. Jelaskan cara merealisasikan pernyataan berlindung kepada Tiratana!
3. Sebutkan syarat-syarat menjadi umat Buddha!

5 comments:

Anonymous said...

3. syarat pertama, bukan harus bisa membaca paritta dalam bahasa Pali yang mungkin sukar untuk dibaca pertama kali. Bukan pula harus mempunyai altar denngan patung Buddha yang indah di rumah. Meskipun sudah tentu, membaca paritta dan mempunyai altar itu adalah suatu hal yang amat membantu dan sangat baik. Menjadi seorang umat Buddha, pertama kali yang harus dilakukan adalah siap dan berani mengubah cara berpikir. Seorang umat Buddha akan ditandai oleh cara berpikir yang Buddhistis. Cara berpikir Buddhis, cara berpikir Dhamma adalah kita dihadapkan kepada kenyataan yang "telanjang", yang terus terang, dan kenyataan itu sering tidak cocok dengan selera kita. Namun menghadapi kenyataan dengan apa adanya ini akan membuat kita menjadi dewasa dan bijaksana.Agama Buddha tidak anti materi, tidak menginginkan Saudara hidup melarat, cukup pakai cawat kulit kayu, makan nasi dengan garam campur air, selesai. Tidak pernah ada ajaran agama Buddha yang demikian. Tetapi yang diminta oleh agama Buddha adalah bagaimana pandangan Saudara dalam memandang uang dan materi itu. Kalau pandangan Saudara dalam memandang uang dan materi itu sama dengan sebelum Saudara menjadi umat Buddha, maka sesungguhnya Saudara bukan umat Buddha. Karena umat Buddha itu ditandai cara berpikir yang sesuai dengan Dhamma. Umat Buddha tidak ditandai dengan memakai emblim atau simbol atau medalion, tetapi menjadi umat Buddha adalah orang yang siap mengubah cara berpikirnya dalam memandang segala sesuatu. Kalau saudara memandang uang, materi, tanah, mobil, rumah, dan sebaginya itu bukan sebagai kekayaan atau sebagai sarana untuk menyejahterakan keluarga, alat untuk melakukan kebaikan yang lebih banyak dalam kehidupan ini, maka itulah cara berpikir umat Buddha.

Anonymous said...

1. cara-cara pengembangan diri untuk berlindung kepada Tiratana :
-Berlindung kepada Tiratana sebagai pengucapan kata-kata belaka tanpa dihayati, berarti kemerosotan dari suatu kebiasaan kuno yang mulia. Perbuatan demikian melenyapkan makna dan manfaat dari perlindungan. -Berlindung kepada Tiratana seharusnya merupakan ungkapan dari suatu dorongan bathin yang sungguh-sungguh seperti seseorang yang apabila melihat suatu bahaya besar akan bergegas mencari perlindungan. Orang yang melihat rumahnya terkabar tidak akan memperoleh kesempatan hanya dengan memuja keamanan dan kebebasan di luar tanpa bertindak untuk mencapainya.

Anonymous said...

2. Umat Buddha menyatakan berlindung kepada Tiratana – Buddha, Dhamma, dan Sangha. Hal ini jangan diartikan sebagai perlindungan yang pasif, karena "berlindung" di sini merupakan pernyataan tekad, janji kepada diri sendiri untuk mempelajari, mempraktikkan Buddha Dhamma sampai akhimya mencapai Tujuan. Jadi terlindung tidaknya, tergantung dari praktik Dhamma kita sendiri; sama sekali tidak terkandung pengertian agar Tiratana menyelamatkan kita, tanpa kita perlu mempraktikkan Dhamma itu sendiri.

Anonymous said...

2.perlindungan dalam agama Buddha lebih menekankan pada praktik. Umat Buddha berlindung kepada Tiratana untuk memperoleh inspirasi dan pemahaman benar, memperkuat keyakinan dan mengingat Sang Buddha dalam pikiran mereka. Umat Buddha tidak berlindung kepada Sang Buddha dengan kepercayaan bahwa ia adalah Tuhan atau Anak Tuhan. Sang Buddha tidak pernah mengatakan keilahian apapun. la adalah Yang Tercerahkan, Welas Asih, Bijaksana, dan Yang Suci yang pernah hidup di dunia ini.

Anonymous said...

2.perlindungan dalam agama Buddha lebih menekankan pada praktik. Umat Buddha berlindung kepada Tiratana untuk memperoleh inspirasi dan pemahaman benar, memperkuat keyakinan dan mengingat Sang Buddha dalam pikiran mereka. Umat Buddha tidak berlindung kepada Sang Buddha dengan kepercayaan bahwa ia adalah Tuhan atau Anak Tuhan. Sang Buddha tidak pernah mengatakan keilahian apapun. la adalah Yang Tercerahkan, Welas Asih, Bijaksana, dan Yang Suci yang pernah hidup di dunia ini.

made

Popular Posts