Ngaturaken ►►Namo Buddhaya Selamat Datang Welcome Sugeng Rawuh di Blog Sederhana ini_/|\_Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

18 April 2012

TES URINE DAN DARAH PRE-SC DI LABORATORIUM RSUD

Senin pagi, 20 Februari 2012, sesuai perintah petugas Poli Kebidanan, pergi ke laboratorium untuk tes darah dan urine pre-sc. Jam 7.30 sudah sampai rumah sakit, ternyata para petugas sedang upacara senin pagi. Sempat mendengarkan amanat dari pembina upacara yang menyerukan tentang mutu pelayanan. Tetapi sepertinya para peserta upacara banyak yang sibuk sendiri, mirip banget dengan suasana upacara di sekolah yang murid-muridnya sering ribut. Tapi yang ini jelas lebih parah karena banyak pegawai yang datang terlambat, bahkan yang datang hanya sedikit menurut pembina upacara.


Jam 8 selesai upacara para calon pasien yang sudah menunggu di pagar langsung menyerbu masuk rumah sakit. Mencari-cari ruang laboratorium berdasarkan petunjuk papan, ternyata di lantai II. Beberapa menit berdiri menunggu kertas rujukannya diterima petugas lab yang sedang bersiap-siap. Setelah kertas diterima menunggu beberapa menit lagi untuk dipanggil dan menerima botol urine. Setelah itu antri di depan wc pasien yang hanya ada satu, kemudian meletakkan urine di loket penyerahan urine. Setelah itu masuk ke ruang pengambilan sampel darah. Ada dua orang petugas di sana. Darah disedot beberapa ml dari lengan kanan dan satu tetes dari ujung jari kanan tengah. Setelah itu disuruh makan dan jam 10 datang lagi.

Weww…ternyata pemeriksaan gula darahnya dua macam. Yang pertama tadi seharusnya untuk cek gula darah puasa. Pertanyaan dalam hati, kenapa tidak ada informasi dari petugas poli kebidanan yang memberi rujukan bahwa untu k pemeriksaan gula darah harus puasa dulu 8-10 jam? Kalo ada informasi sebelumnya, tentu tadi pagi tidak sarapan dulu walopun didera rasa lapar. Masih berprasangka positif akhirnya ya sudah ikuti saja prosedurnya.

Keluar dari area rumah sakit, mencari tempat makan, dapat di seberang lokasi parkir motor. Makan nasi, gulai ikan patin plus lalap daun ubi n timun. Sempat merasa jijik melihat air cuci tangan yang ada di mangkuk ternyata ada cacingnya…hiii…untung tidak cuci tangan. Tapi ya sudah, hajar saja makannya biar bisa cepat selesai tes darahnya.

Selesai makan langsung naik lagi ke lab. Masih harus menunggu 45 menit sebelum tes darah kedua. Sebelumnya sempat bertanya ke petugas, apakah tes gula darah puasa perlu diulang besok karena tadi pagi sudah sempat makan sedikit. Ternyata petugasnya bilang, tidak usah…tidak apa-apa…hasilnya juga normal. Ya sudah…nurut aja.

Jam 10 ambil lagi di jari manis tangan kanan satu tetes untuk periksa gula darah setelah makan. Setelah itu diberi botol urine yang harus diisi lagi dan diserahkan ke loket penyerahan urine. Karena tidak ada informasi kapan hasilnya dapat diambil maka aku pergi ke loket pendaftaran. Dan disinilah penilaian ‘baik’ku terhadap pelayanan rumah sakit ini langsung drop ke tingkat paling bawah.

Berada di depan jendela loket, duduk paling ujung, menatap dengan ekspresi jutek (atau memang wajah aslinya begitu), menjawab pertanyaanku dengan ketus. Dan inilah dialog yang terjadi:
Gw                  : Misi bu..mau tanya, ngambil hasilnya kapan ya bu? Besok atau nanti siang?
Petugas 1         : Siapa?
Gw                  : Kuntari
Petugas 1         : Siapa? Kuta?
Gw                  : Kun-ta-ri
Petugas 1         : Kutang?
Petugas 2         : Kun-ta-ri
Gw                  : :D
Petugas 1         : Kapan tesnya?
Gw                  : Tadi bu…barusan
Petugas 1         : Memangnya langsung jadi?! (ekspresi jutek plus nada tinggi)
Petugas 2         : Ambil darahnya kan dua kali!
Gw                  : Sudah bu. Mau tanya aja kapan hasilnya diambil, besok atau nanti siang?
Petugas 2         : Besok!

Seandainya ada informasi yang jelas dan tertulis di kaca loket tentang lamanya prosedur pemeriksaan, misalnya harus menunggu hasilnya 24 jam, tentu dialog tidak menyenangkan itu tidak akan terjadi.

Seandainya ada informasi yang jelas tentang prosedur pemeriksaan gula darah, misalnya harus puasa berapa jam, tentu tidak akan ada pasien yang harus kembali besok karena hari ini belum puasa. Gimana kalo rumahnya jauh di luar kota, padahal sedang sakit, sudah tua, jalan aja susah, atau uangnya untuk transport ke rumah sakit tidak cukup…


PEMERIKSAAN EKG DI KLINIK JANTUNG

Selesai pemeriksaan darah dan urine, bergerak turun ke poli jantung. Ternyata salah masuk, pemeriksaan EKG ada di ruang sebelah poli jantung. Begitu membuka pintu disambut petugas, seorang pria umur 30-an, yang ramah menerima kertas rujukan dan menyuruhku menunggu di luar juga dengan ramah.

Sekitar 15 menit menunggu akhirnya dipanggil melalui mikrofon. Bergegas masuk ke ruang EKG. Petugas meminta Kartu Pasien untuk dicatat nomornya. Setelah itu ditanya umur dan sedikit dialog tentang alasan SC. Sempat bertanya dinas dimana, kujawab di SMA 2. Kemudian dia bertanya aku ngajar apa, kujawab ngajar komputer. Kemudian dia bilang ada keponakan yang sekolah di SMA 2 juga. Aku tanya kelas berapa, dia jawab kelas 3 dan menyebutkan satu nama. Karena aku tidak kenal nama itu maka kutebak dia jurusan IPA, kalo jurusan IPS pasti kenal karena aku yang ngajar.

Beberapa menit kemudian disuruh masuk ke ruang pemeriksaannya, disuruh buka baju dan dipasang alat-alat oleh seorang petugas perempuan yang sudah cukup berumur. Tanpa dialog pemeriksaan berjalan beberapa menit, kemudian aku disodori sebuah handuk kumal untuk mengelap jelly bekas menempel alatnya. Mungkin rumah sakit tidak sanggup menyediakan tissue sehingga menggunakan lap handuk kumal yang entah sudah menempel di tubuh orang berapa kali.

Selesailah pemeriksaan jantung, darah, dan urine untuk persiapan re-SC. Besok tinggal menyerahkan berkas ke poli kebidanan dan siap menerima vonis kapan SC akan dilaksanakan. Semoga semua berjalan dengan baik dan lancar.

Anyway, terima kasih pada petugas pengambilan sampel darah dan petugas EKG yang sudah bersikap baik dan tidak ada bentakan-bentakan yang menyakitkan hati. Terima kasih juga pada petugas loket yang ‘jutek’, telah mengingatkanku, sebagai sesama pelayan masyarakat yang digaji negara, membuatku bertekad akan menjadi abdi negara yang baik, bekerja dengan ikhlas, melayani dengan tulus anak-anak bangsa agar kelak mereka dapat menjadi orang yang baik dan jika menjadi pelayan masyarakat, mereka akan menjadi pelayan masyarakat yang baik dan manusiawi.

No comments:

Popular Posts