Ngaturaken ►►Namo Buddhaya Selamat Datang Welcome Sugeng Rawuh di Blog Sederhana ini_/|\_Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

28 November 2007

Lagu Gw...

Listening to music adalah salah satu kebutuhan pokok aq. Buatku saat hepi ato sadness tetap harus diiringi dengan sebuah lagu.

Soldier of Fortune…., aq gak tau siapa yang nyanyi dan gak ngerti juga artinya apa. Tapi aq suka banget sama intro petikan gitarnya yang cool banget. Suara penyanyinya yang artikulasinya ga jelas dan sendu banget bikin mataku pengen merem dan memeluk sesuatu…(hehe)

Boulevard - dan Byrd, klo yang ini aq ngerti artinya n apal lagunya. Pertama aq suka karena accordnya gampang diapal waktu aq belajar main gitar..hehe. Ni juga lagu kebangsaan tempat kosku pas jaman kul dulu. Melodinya juga yahud, enak banget buat temen bobo zyang

It Must Have Been Love – Roxette, aq suka lagu ini karena filmnya bagus banget. Yang maen juga actor favoritku yang paling ganteng Richard Gere. N ternyata ada someone yang suka juga ma lagu ini…ni lagu kita yaa!

Unbreak My Heart – Toni Braxton, lagunya empuks dan video klipnya seksi banget…wewww

25 minutes too late – MLTR, klo ni lagu ceritanya yang bagus banget tuk direnungi. Seringkali kita terlambat mengambil keputusan atw ‘menyatakan’ sesuatu yang kita inginkan dan akhirnya jadi penyesalan (seperti aq menyesali cintaku pada seorang Inzaghi). Makanya…klo elo2 mencintai seseorang jangan ragu2 tuk ngungkapin perasaan lo sebelum semuanya jadi terlambat dan …nyesel deh lo!!

No Matter What, suara seksinya Ronan Keating n frens emang enak banget masuk kuping. Dan yang lebih penting dari semua itu, aq suka banget liriknya. No matter what they call us, no matter they attack…. Gw bangetss. Aq juga orang yang banyak ‘ga peduli’ dengan apapun kata orang saat seharusnya aq tidak berhak lagi jatuh cinta....aq tetap jatuh cinta!! (cama capa tuuuuhh…hehe..Ada dehhhhhh). Saat orang bilang aq memilih berada di jalan yang salah (tentang agamaku), aq ga peduli koq apa kata mereka, bagiku Buddhist is my way….hehe sori ya sodara2, jangan merayuku lagi dehh!

When You Tell Me That You Love Me – siapapun yg nyanyiin lagu ini aq tetep suka. Why? Karena ini lagu mengingatkan aq pada satu hari valentine terindah sepanjang sejarah hidupku. Ketika seorang ‘looser’ manis give me a surprise, datang ke kostku di hari valentine dengan dua batang white silverqueen, nyanyiin lagu ini dengan petikan gitar butut khusus buat gueee… and mau tak mau sambil malu2 aq terima sebuah ‘happy valentine kiss’ di akhir acara (wekekekk…soriii jangan ngiri ya!)

Dan, dari sekian banyak lagu yang kusuka. Ada sebuah lagu yang paling favorit, yang mengalir di darahku sepanjang hayat (cieee) sekaligus ‘wajib’ aq dengarkan setiap Senin pagi. Mau tau? Lagu Indonesia Raya… Merdeka..Merdeka!!!

When I was sick


Sabtu sore,
Untuk kesekian kalinya aku memasuki ruangan berukuran 3 x 3 m yang bernuansa putih itu, duduk di bangku kayu yang terasa sangat tidak nyaman. Detik demi detik kulalui dengan rasa tak sabar, ingin segera masuk ke ruang sebelah menanti vonis. Pikiranku melayang-layang tak tentu arah. Dentum musik DJ dari ruko sebelah membuatku ingat bahwa seharusnya aku berada di sanggar senam, menikmati irama musik dengan beat yang tinggi, menggerakkan otot-otot tubuh dari ujung kaki ke ujung kepala, mengikuti gerakan tubuh Sukma, instruktur senamku, yang sangat pandai bersalsa, menaikkan hormon endorphin yang membuat otak terasa fresh. Ughh….tapi kenapa tubuhku terasa begitu berat sekarang


45 menit terasa begitu lama, akhirnya aku dipersilahkan masuk ke ruang periksa dokter Ginting. Segera lengan kananku dipasang alat pengukur tensi, ‘rendah’..kata dokter muda itu. Kemudian dokter itu menyuruh perawat meletakkan thermometer di ketiak kiriku. Ia juga memegang kening dan leherku yang terasa begitu panas. Dan tak ketinggalan stetoskop mampir di dada, punggung dan perutku. Rupanya ritual tidak berhenti disitu saja, ada sebuah injeksi di pinggul kanan yang membuatku meringis menahan sakit. Rupanya penderitaan tidak berhenti sampai disitu. Di depanku sudah disiapkan lima macam obat yang harus aku minum setiap enam jam sekali. Dan sebagai penutup dari semua itu, tentu saja aku harus bayar….


Tiga hari terbaring lemah, membuatku rindu pada dunia diluar sana. Aku rindu pada celoteh anak-anak IPS yang selalu ribut saat belajar, rindu dengan kesibukan melayani anak-anak bayar iuran computer, melayani foto kopi, melayani teman-teman ngeprint ini itu… ohh, semua pekerjaan melelahkan itu jauh lebih nikmat daripada seharian berbaring di tempat tidur.


Tetapi aku bersyukur, dibalik semua rasa sakit itu aku menemukan banyak hal untuk direnungkan. Tentang diri yang akhir-akhir ini telah menjauh dari sang jalan, altar yang mulai berdebu dan hari minggu yang berlalu dirumah saja tanpa ke vihara. Tentang pikiran yang tak terkendali, seringkali ternodai dengan banyak keinginan. Tentang hati yang tercemari dengan benci dan iri hati, sangat jauh dari suci. Thanks God, for the sickness.


Thanks juga, tuk orang-orang yang masih care denganku, yang tak hanya mengingatku saat butuh aku dan seringkali tak peduli dengan rasaku dan lelahku. Now, I know who is a friend indeed. Thanks duo bos labkom yang dah gantiin jam ngajarku. Thanks Yoen, Deci n mbakyu…you’re my best friend. Thanks juga to seorang Beli nun jauh disana (for the sms) and last one, thanks to Yudi yang udah merindukan aku (cieee) dah ga sabar pengen curhat tentang gebetan2nya….hehe..Keep Chatting!!!



13 November 2007

Bete...........

Hi Buddy....

give me a reason

Kenapa kita harus tetap hidup disaat kita sedang tak ingin hidup....???

11 November 2007

Rindu Pahlawan


Di sebuah lereng lembah sunyi,

Seorang perempuan desa bersahaja, dengan rambut yang sudah mulai banyak memutih duduk termenung di rumahnya yang sunyi. Rumah yang telah menjadi saksi perjalanan hidupnya bersama suami tercinta yang kini telah tiada. Rumah yang dibangun dengan berjuta tetesan keringat dengan harapan kelak kan menjadi istana bagi dua anaknya tercinta.

Kini rumah itu telah menjadi istana. Tapi kenapa istana itu begitu sunyi. Kemanakah riuh celoteh dua buah hatinya yang dulu selalu menemaninya....

Sang putra yang telah berkeluarga dan diberkahi dengan dua putri yang cantik kini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk 'memperhatikan' orang lain. Menjadi 'orang tua' yang banyak disambangi kawan dan kenalannya untuk sekedar berbagi rasa atau mencari pengobat jiwa, menjadi penolong bagi mereka. Ia lupa, di sudut rumah itu, ada sebuah kamar sunyi yang menjadi tempat peraduan bundanya, yang jarang ia kunjungi, yang jarang ia tanya apakah bundanya juga ingin berbagi rasa seperti kawan-kawannya yang selalu datang mengunjunginya? Atau sekedar bertanya, "Ibu sudah makan?"

Sang putri yang juga telah berkeluarga dan dikaruniai seorang putri yang pintar, kini sedang mengemban tugas menjadi abdi negara di sebuah negeri nun jauh di seberang lautan. Hanya setahun sekali ia pulang menjenguk ibunya, itupun hanya dalam hitungan hari ia berada bersamanya. Sungguh tak cukup waktu untuk memuaskan rasa rindu. Dan akhir-akhir ini, iapun mulai jarang menelponnya...

Kini,

tinggallah ia dalam kesunyian, sendirian dan kesepian

Adakah penyesalan dihatinya, setelah sekian banyak pengorbanan yang diberikan untuk dua anaknya, dan ternyata kini mereka hanya meninggalkannya dalam kesunyian...




Bunda,

aku merindumu,

ingin bersamamu

menyentuh dua telapak kakimu

dan membisikkan senandung hatiku

meski aku tak bersamamu...aku selalu menyayangimu!

Engkau Pahlawanku




05 November 2007

Pindapata & Siripada Puja


Bulan Oktober - November adalah saat yang ditunggu-tunggu umat Buddha untuk merayakan Kathina. Momen istimewa karena inilah saatnya bagi kita untuk bertanam di ladang yang subur. Berdana kepada Sangha melalui para bhikkhu adalah karma baik yang sangat tinggi nilainya dibandingkan dengan berdana kepada yang lain.
Minggu pagi, 28 Oktober lalu Vihara Jaya Manggala Jambi mengawali perayaan Kathina dengan melaksanakan pindapata, memberikan kesempatan kepada umat Buddha untuk berdana langsung kepada para bhikkhu tanpa harus datang ke vihara. Para bhikkhu berjalan dari satu rumah ke rumah, berdiam diri tanpa meminta, tetapi hanya menerima jika ada umat yang ingin berdana apapun bentuknya. Di Jambi, tradisi pindapata ini dilaksanakan sejak beberapa tahun yang lalu sehingga sebagian besar umat sudah sejak pagi hari dengan antusias menunggu kedatangan para bhikkhu di depan rumah mereka. Bahkan, ketika perjalanan para bhikkhu tiba di daerah Pasar Baru, banyak ibu-ibu pedagang di pasar (yang bukan umat Buddha) ikut berdana kepada para bhikkhu tersebut. Ini adalah hal yang sangat menggembirakan, menandakan bahwa kehadiran para bhikkhu di tengah-tengah masyarakat Jambi bukanlah hal yang 'aneh' lagi.
Menjelang siang,
Anak-anak sekolah minggu mulai dari Play Group sampai SMA sudah ramai di vihara menanti dimulainya Puja Bhakti Kathina. Pemandangan yang menyentuh melihat anak-anak usia 3 sampai 8 tahun dengan wajah ceria dan kelihatan tak sabar untuk menyerahkan dana Kathina mereka yang berupa celengan dari kaleng susu berisi uang tabungan mereka selama satu tahun yang khusus disiapkan untuk dana Kathina. Gemerincing uang logam dalam kaleng mewarnai suasana Kathina Puja siang itu saat satu per satu anak-anak kecil itu bersujud di depan altar dan menyerahkan tabungan mereka untuk berdana kepada Sangha. Ini adalah hasil kerja keras para pembina sekolah minggu yang telah berhasil menanamkan nilai-nilai kemoralan dan jiwa murah hati kepada anak-anak itu.
Sore hari,
Kathina puja untuk dewasa/umum selesai menjelang petang. Perayaan hari itu diakhiri dengan Siripada Puja. Penghormatan kepada jasa Buddha Gotama yang telah mengajarkan kebenaran, dengan cara menghanyutkan kuntum-kuntum teratai di kolam yang di tengahnya dibuat sebuah altar telapak kaki sang Buddha.
Hampir seribu orang dengan sabar antri berjalan dengan hening, satu persatu melangkah menuju kolam yang berada di Taman Rimba Arena MTQ yang sejak dua tahun terakhir menjadi lokasi Siripada Puja Vihara Jaya Manggala. Cahaya lilin yang berasal dari tengah-tengah kuntum teratai terbuat dari kertas dan wangi semerbak hio merubah arena MTQ yang di hari-hari biasa dipakai sebagai tempat nongkrong dan balapan anak-anak muda Jambi itu menjadi tempat surgawi.
Satu per satu teratai dihanyutkan
Cahaya lilin gemerlap menyinari sekitar
Wangi cendana mengharumkan suasana...
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Sadhu Sadhu Sadhu

Popular Posts