Ngaturaken ►►Namo Buddhaya Selamat Datang Welcome Sugeng Rawuh di Blog Sederhana ini_/|\_Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

25 November 2009

PELINDUNG YANG SEJATI BAGI DIRI SENDIRI

PELINDUNG YANG SEJATI BAGI DIRI SENDIRI

(DhammaTalk Puja Relik 15 November 2009 @MGK-JKT)

Begitu banyak orang, khususnya umat Buddha, meminta perlindungan dari berbagai sumber, ke pohon besar, keris, dan juga relik. Mereka bahkan ada yang menelan bulat-bulat relic tersebut. Menganggap relic adalah penakluk segala bahaya. Memohon pada relic untuk terbebas dari segala derita. Apakah ini tepat????

Selayaknya umat Buddha berlindunglah pada Tiratana yaitu Buddha , Dhamma, Sangha.

Namun bukan berarti berlindung pada Buddha kita menyembah patung/reliknya dan semuanya beres. Bukan itu ! Berlindung pada Dhamma, kita berlindung dibalik tumpukan buku-buku Dhamma yang tebal-tebal ? Bukan itu ! Selalu berada dekat-dekat Bhante agar aman untuk menyatakan berlindung pada Sangha ? Bukan itu !

Berlindung pada Buddha bermakna ; berusaha memiliki Kebijaksanaan selayaknya Buddha yang kita tiru dalam kehidupan sehari-hari. Yaitu mampu mengetahui pandangan , pikiran, perbuatan, mata pencaharian, ucapan, kesadaran, serta konsentrasi mana yang baik atau buruk, benar dan tidak benar. Terlihat jelas terukur kebenarannya yang dapat diukur dari batin kita sendiri. Jika kita masih bimbang dan merasa resah gelisah bahkan takut akan perbuatan kita sendiri, maka itu sebenarnya adalah perbuatan yang anda sendiri merasa bahwa itu sudah tidak benar untuk dilakukan. Jadi yang baik dilakukan, yang tidak baik dihindari.

Kita tahu marah itu tidak baik, tetapi kita tetap menjalani/melakukannya. Sementara kita tahu di dalam Buddhang saranam gachami (Aku berlindung kepada Buddha) bermakna: sesuatu yang tidak baik, dihindari ! itulah yang benar !

Ini juga berkaitan dengan Dhammang saranam gatchami (Aku berlindung kepada Dhamma), dimana kita harus bertanggung jawab pada perbuatan kita. Melakukan kebenaran berdasarkan Dhamma, mengakui kesalahan & memperbaikinya.

Sanghang saranam gatchami (Aku berlindung kepada Sangha): mereka-mereka yang mampu melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari sehingga selalu bertindak lurus, benar, dan patut, itulah yang pantas kita turuti.

Maka itulah perlindungan sejati. Kemanapun kita pergi akan selamat. Timbunan kebajikan ini mengkondisikan kita berada pada tempat yang tepat dan waktu yang sesuai.

Contoh : Saat seseorang yang berada di tempat sepi, ingin menolong korban kecelakaan tabrak lari, namun ia dipergoki penduduk dan disangka sebagai penabrak sehingga dia malah yang digebugi oleh massa, ini berarti dia berada pada tempat yang tidak tepat, pada waktu yang tidak sesuai. Sebaliknya, orang-orang yang selamat dari mara bencana-gempa, banjir, longsor, bom; karena mereka telah meninggalkan tempat tepat beberapa saat sebelum peristiwa itu terjadi. Mereka dapat dikatakan sebagai orang yang terlindung oleh kebajikan mereka masing-masing. Perlindungan sejati seperti ini dapat terjadi karena berasal dari perbuatan kebajikan kita sendiri yang lurus,patut , dan benar melalui pelaksanaan pernyataan Buddham, Dhammam, Sangham saranang gachami.

Beberapa pertanyaan pengunjung setelah selesai uraian Dhamma :

1. Kenapa ada kejadian disaat ada bencana banjir, semua tergenang namun altar Sang Buddha selamat dari musibah ?

BU.M (Bhikkhu Uttamo Mahathera) : untuk kasus altar bebas banjir, ini pasti akan terjadi terutama bagi altar yang berada di lantai tingkat 8 (tawa meledak). Tetapi apakah ada altar yang bebas dari kebakaran ? (BU.M balik bertanya). Ada, dan memang itu ada nyata. Tapi lebih banyak altar yang sebagai penyebab dari kebakaran (tawa meledak kembali). Banyak kasus lilin altar disenggol kucing dan mengakibatkan timbulnya kasus kebakaran. Untuk hal ini, muncul pandangan keliru akan sebab terselamatkannya sebuah altar. Yang membuat selamat adalah karma baik dari si pemilik altar tersebut. Apabila terselamatkan, menimbulkan keyakinan yang makin besar terhadap Buddha sehingga puja-nya pun semakin sungguh-sungguh & yakin. Namun jika sebaliknya pun jangan sampai melunturkan keyakinan terhadap Ajaran kebenaran & kebajikan.

2.Relik gigi geraham Sang Buddha saja 10cm, seberapa besar tubuhnya? Angulimala apa memiliki relik?

BU.M : sebagai info, sesuai dengan ilmu kedokteran, gigi paling belakang sudah mulai berkurang fungsinya sehingga di masa sekarang gigi geraham paling belakang lebih banyak yang dicabut karena kurang bermanfaat. Adapun bentuk fisik juga mengalami proses evolusi dari tahun ke tahun. Sehingga tidak mustahil pada 3000th lalu, pada jaman Sang Buddha masih hidup, manusia memiliki tubuh yang memang jauh lebih besar, sehingga struktur giginya pun demikian.

Angulimala; Bahwa perilaku manusia sebetulnya tidak mempengaruhi pencapaian kesucian, kecuali apabila melakukan salah satu dari 5 keburukan/kejahatan besar yaitu membunuh ayah, membunuh ibu, melukai seorang Sammasambuddha, membunuh arahatta dan memecah belah Sangha.Untunglah Sang Buddha menolong Angulimala agar tdk memotong jari ibu kandungnya. Oleh karenanya kita bisa melihat relik dari Arahatta Angulimala. Perlu digarisbawahi, Orang yg suci bila dikremasi keluar relik. Tetapi setiap manusia yang dikremasi saat meninggal dan terdapat relic, belum tentu dia suci. Hal ini dapat diibaratkan, kucing adalah hewan berkaki empat, namun tidak semua hewan berkaki empat adalah kucing. Masih ada kambing, sapi, kerbau dsb.

Oleh karena itu, relik bukanlah untuk dipuja secara berlebihan. Relik dapat dijadikan motivator seseorang untuk melakukan kebajikan secara maksimal sehingga mungkin saja suatu saat setelah meninggal dan dkremasi, dalam diri sendiri akan terdapat relik. Untuk itu, perbaiki secara total perilaku hidup sehari-hari. Kerjakan hal-hal yang baik dengan badan. Kendalikan ucapan,tak usah lah menambah sesuatu yg jelek menjadi lebih jelek. Bicarakan yg baik-baik saja,yang positif saja,dan bermuditacita. Isi pola pikir dg hal2 yg baik. Itu lebih penting.

Mulai saat ini kembangkan sesuatunya dengan yang baik, sekecil-kecilnya kebajikan, jika diteruskan akan menjadi besar dan menjadi kebiasaan yang baik (habit). Karenanya mengapa dana makan dilakukan/ dipersembahkan satu per satu, tidak lain adalah untuk mengoptimalkan kebajikan dari hal-hal yg dilakukan berulang-ulang, meskipun itu kecil. Pikiran adalah PELOPOR !

Adanya relik gigi Sang Buddha, tentu sebagai bukti bahwa Sang Buddha pernah ada di dunia ini! Jadi, Puja Relik ini bisa digunakan untuk meningkatkan keyakinan kita pada Buddha ,Dhamma, Sangha.

3.Bagaimana soal kiamat 2012?
BU.M: issue itu sdh muncul berkali-kali. Umat Buddha bisa menyikapinya dengan: berbasiskan Tipitaka;
- kehidupan tdk kekal, segala sesuatu yang terbentuk, tidak kekal, jadi bumi pun pasti kiamat
Masalahnya : kpn kiamat??!!
Tanda2 kiamat menurut Tripitaka :
-setelah muncul matahari lebih dari satu, tepatnya berjumlah 7 matahari.
-ajaran Dhamma makin lama makin sedikit pengikutnya,smua makin punah,bhikkhu sudah tidak menggunakan jubah lagi dan tanda-tanda jubah makin kecil,hanya dipergelangan tangan saja (spt gelang pita) – dengan pita tersebut sudah menunjukkan kebhikkhuan seseorang, sehingga orang semakin sulit percaya pada apa yang diajarkannya.
-umur manusia makin rendah hanya sampai 10th, kemudian naik lagi sampai rata-rata 84.000th, lalu muncul Buddha Maitrea, dengan ajaran yang sama. Dapat disimpulkan, 2012 masih belum kiamat.

Tapi kalau bencana,mungkin. Karena menurut beberapa penyelidikan, tahun 2012 akan terjadi badai di matahari. Ini bisa mengganggu iklim di bumi. Jadi yg datang itu bukan Ki-Amat , tapi Nyi-Amat !! (jokes Bhante)


Nb: Ringkasan ini di tulis oleh Sdri Lie Fang ( officer BUC dari Bali ) yang sengaja datang dari Bali untuk membantu tugas kepanitiaan BUC di acara Puja Relik tersebut. Anumodana atas bantuan dan ringkasannya ini. Ringkasannya sangat bermanfaat bagi teman-teman anggota BUC lainnya yang tidak bisa menghadiri acara tersebut.


11 November 2009

Daftar Domain Gratis

1. Klik disini.

2. Tulis nama domain yang anda inginkan.





3. Cek ketersediaan nama domain tersebut dengan cara klik Check availability, bila tidak tersedia cari nama domain yang lain. Bila nama tersedia lanjutkan ke Continue to registration.








4. Isi formulir pendaftaran dengan lengkap kemudian ceklis pada I accept the terms of service, kemudian klik Create an account now.








5. Atur (setup) domain dengan cara masuk ke menu Manage Domain, klik Set up dan memasukkan nama server dimana kita akan meletakkan domain tersebut kemudian klik Set up

09 November 2009

Para Bodhisattva Membantu Kita Menemukan Soulmate

Bagi pasangan kekasih yang saling mencintai dengan tulus dan setia, maka para Bodhisattva tidak segan-segan untuk membantu mereka. Bahkan seseorang yang bajik akan dibantu oleh para Bodhisattva untuk mendapatkan pasangan hidup yang sesuai untuknya, yang dicintainya dari dalam hatinya sendiri. Kisah Bodhisattva membantu sepasang kekasih dapat dilihat dalam Shrngabheri Avadana:

Kisah Shrngabheri Avadana ini diceritakan oleh Sang Buddha Shakyamuni kepada Bhiksu Sariputra di Gunung Grdhakuta, Rajagriha. Pada suatu masa yang lama, hiduplah seorang raja bernama Simhaketu yang berkuasa di kota Shashipattana. Hobinya adalah berburu hewan dan ia telah membunuh banyak sekali burung-burung maupun hewan-hewan liar lainnya. Suatu ketika istrinya, Ratu Suraksani, menasehatinya agar menghentikan perbuatan buruknya tersebut, karena akusala karma dari pembunuhan makhluk hidup akan mengakibatkan penderitaan di kehidupan-kehidupan selanjutnya. Ratu Suraksani menasehati sang raja agar berlindung pada Triratna, menghormati caitya, dan serta menyokong para bhiksu, brahmana dan acarya. Namun sang raja tidak mau mendengarnya dan sang ratu tidak dapat menghentikan perbuatan buruk suaminya tersebut.

Pada suatu waktu sang raja meninggal dan ratu Suraksani sangat sedih atas kematiannya sehingga ia membakar diri sendiri (ritual sati yang umum di India). Perbuatan buruk karena suka membunuhi hewan menyebabkan sang raja terjerumus ke alam neraka dan setelah itu terlahir kembali menjadi seekor kerbau di kota Sashipattana juga. Namun istrinya, yang oleh karena perbuatan bajiknya, terlahir kembali sebagai putri keluarga Brahmana di kota Shashipa ttana juga. Anak gadis tersebut diberi nama Rupavati karena ia sangat cantik. Ayahnya memberikannya tugas untuk merawat seekor kerbau di hutan. Setiap hari Rupavati merawat dan sangat memperhatikan kerbau tersebut. Karena Rupavati sangat cantik, banyak orang yang ingin melamarnya. Lalu orang tuanya bertanya pada Rupavati apakah ia ingin menikah. Rupavati dengan tegas mengatakan bahwa ia tidak akan dan tidak mau menikah.

Suatu hari Rupavati pergi ke hutan seperti biasanya, ketika ia sedang menikmati keindahan hutan, seorang Bodhisattva bernama Suparaga turun dari angkasa dengan tubuh yang sangat gemilang. Sang Bodhisattva memberitahunya bahwa kerbau yang dirawat olehnya sebenarnya adalah suami Rupavati di kehidupan lampau. Bodhisattva Suparaga mengatakan bahwa apabila Rupavati ingin agar suaminya terlahir di alam bahagia, maka kumpulkanlah sisa-sisa jasad kerbau tersebut setelah kerbau tersebut dibunuh dan dimakan, kemudian simpanlah sisa jasad tersebut dalam satu caitya pasir. Dua tanduk kerbau dapat digunakan sebagai wadah air persembahan dan terompet. Setelah itu Sang Bodhisattva menghilang.

Rupavati yang ingat akan kehidupan lampaunya menjadi semakin perhatian pada kerbau tersebut dan memberinya makan rumput-rumput yang bernutrisi. Suatu hari seperti biasanya Rupavati duduk dibawah pohon selagi merawat kerbaunya. Setelah memakan rumput, kerbau tersebut pergi minum air di sebuah sungai. Namun tiba-tiba macan dan singa menerkam kerbau
tersebut dan menyiksanya sampai mati. Beruang dan burung bangkai juga memakan dagingnya,
meninggalkan hanya tulang-tulang dan dua tanduk.

Pada waktu yang sama, Rupavati mendengar suara aneh yang ditimbulkan oleh kerbau dan kerbau tersebut ternyata tidak kembali setelah minum air seperti biasanya. Ia ketakutan. Mencari kerbaunya di sungai namun tidak menemukannya, namun ia melihat tulang-tulang hewan dan dua tanduk. Rupavati kemudian menangis sedih melihat kerbau tersebut meninggal. Orang tuanya yang melihat hal tersebut ingin membelikan kerbau yang lain untuknya, namun Rupavati tidak ingin mendapatkan kerbua baru, karena tidak ada kerbau yang dapat menggantikan kerbau miliknya yang telah mati.

Kemudian Rupavati melaksanakan seperti apa yang dikatakan Bodhisattva Suparaga dan melakukan pancopacara puja. Ia memuja caitya tersebut setiap hari. Suatu hari, ketika ia memuja caitya tersebut, muncul sebuah caitya permata di angkasa, ia terkejut dan beranjali menatap angkasa dengan penuh devosi. Caitya dari langit tersebut turun ke bumi dan menyatu dengan caitya pasir tempat di mana tulang-tulang kerbau tersebut dikumpulkan. Caitya pasir tersebut terserap ke dalam caitya permata.

Dari tanduk kerbau yang digunakan untuk ditipu, muncul pri a muda. Rupavati terkejut dan bertnaya siapa dia. Pria muda tersebut berkata padanya : “Bagaimana mungkin engkau tidak mengenalku, o perempuan yang berkeyakinan! Engkau telah membebaskan suamimu melalui kesetiaan pernikahanmu dan tindakan berdana yang bajik. O Rupavati! Aku telah dapat keluar dari tanduk, terbebas hari ini. Ini semua karena akumulasi ‘punya’ [kebajikan] yang dilakukan olehmu. Apakah kamu tidak tahu bahwa di kehidupan lampau kita, aku adalah raja kota ini dan engkau adalah ratuku Suraksani? Meskipun engkau berusaha untuk mencegahku pergi ke hutan berburu burung dan hewan, aku tetap melakukan tindakan perburuan tersebut. Sebagai akibat dari perbuatan jahat tersebut, aku terjerumus dalam neraka, mengalami penderitaan yang amat besar. Akhirnya aku terlahir kembali menjadi seekor kerbau. Sekarang aku terbebaskan oleh karena pemujaan caitya-mu yang penuh kebajikan diiringi dengan suara terompet tanduk kerbau.

Setelah mendengar ini, Rupavati berkata: “Oh! Betapa beruntungnya aku! Sebagai akibat dari tindakan bajik dari pemujaan caitya ini, aku dapat mengakhiri perpisahan dan bergabung kembali dengan suamiku.” Sang pria muda kemudian melafalkan nama Bodhisattva Tara sambil meniup tanduk kerbau. Seluruh isi kota mendengarnya dan melihat Rupavati duduk di samping pria yang tampan.. Rupavati kemudian bercerita kepada mereka kejadian yang dialaminya. Pria muda yang muncul dari tanduk kerbau tersebut diberi nama Bhadra Shrnga dan naik takhta menjadi seorang raja. Raja Bhadra Shrnga dan Ratu Rupavati kemudian memerintah kota Shashipattana dengan bahagia.

Cinta antara Pria dan Wanita = Lobha?

Apakah memang ada yang namanya cinta kasih agung antara pria dan wanita? Bukankah selama ini kita mengetahui bahwa cinta antara jenis kelamin yang berbeda itu merupakan lobha (keserakahan) dan raga (nafsu jasmani)?

Ketika dalam masyarakat barat dikenal dua macam cinta, eros dan agape. Mereka berusaha untuk menanamkan kedua jenis cinta tersebut pada kekasih mereka. Demikian juga dalam agama Buddha, cinta antara sepasang kekasih tidak semata-mata dipandang sebagai sebuah bentuk lobha, namun di balik itu juga ada maitri (metta) karuna.

Tidaklah berlebihan apabila Nakulapita dan Nakulamata yang merupakan dua orang suami istri yang telah mencapai tingkat kesucian Sotapanna, menginginkan untuk terus dapat hidup bersama baik di kehidupan sekarang maupun di kehidupan yang akan datang. Maka dari itu Sang Buddha berkata pada mereka:
Bila keduanya memiliki keyakinan (saddha) dan kedermawanan, memiliki pengendalian diri (sila), menjalani kehidupan yang benar, mereka datang bersama sebagai suami dan istri, penuh cinta kasih satu sama lain. Banyak berkah datang kepada mereka, mereka hidup bersama di dalam kebahagiaan, musuh-musuh mereka dibiarkan merana, bila keduanya setara moralitasnya. Setelah hidup sesuai Dhamma di dunia ini, setara dalam moralitas dan ketaatan, mereka bersuka cita di alam dewa setelah kematian, menikmati kebahagiaan yang melimpah.”
(Anguttara Nikaya IV, 55)

Dalam Buku Abhidhamma dalam kehidupan Sehari-hari dijelaskan bahwa cinta yang muncul di antara Sumedha dan Sumitta, antara Nakulapita dan Nakulamata, tidak semata-mata merupakan lobha. Cinta yang tumbuh di antara mereka merupakan aspirasi / harapan postif (kusala-chanda / samma chanda) sekaligus lobha (tanha chanda). Jadi lobha di sini digunakan sebagai kendaraan untuk sesuatu yang positif, berkat kekuatan kusala-chanda. Sang Buddha dalam Shurangama Sutra berkata: “Engkau mencintai pikiranku (sifatku), aku mencintai ketampanan / kecantikanmu.” Oleh karena sebab-sebab dan kondisi tersebut kita melalui ratusan ribu kalpa dalam keterikatan mutual yang terus menerus.” . Ini seperti kata-kata “Aku mencintaimu, engkau mencintaiku”.

Kekuatan lobha yang membuat seseorang terus bersama-sama, sangat terikat di berbagai kelahiran. Namun apabila lobha tersebut diberengi dengan kusala-chanda, maka kusala chanda akan membuat lobha – keterikatan – menjadi sarana pembantu kita mencapai Pencerahan Tertinggi, Samyaksambodhi, seperti Pangeran Siddharta dan Yasodhara dalam kehidupan mereka yang berulang kali selama 4 asamkhyeya kalpa. Efek negatif dari lobha, diubah menjadi sesuatu yang positif oleh kekuatan kusala-chanda.

Dharma Sang Buddha dapat memberikan pada kita kebahagiaan duniawi maupun kebahagiaan yang bukan duniawi. Keberhasilan dalam kehidupan pernikahan merupakan salah satu kebahagiaan duniawi yang ditawarkan dalam ajaran Sang Buddha. Sebuah kebahagiaan duniawi yang dapat digunakan dengan benar, akan dapat membawa pada kedua pasangan pada Pencerahan Sejati, seperti Sumedha dan Sumitta.

Hubungan pasangan yang berhasil adalah hubungan yang saling menumbuhkan kebaikan hati, keterbukaan hati, dan kecerahan masing-masing pasangan, seperti Bodhisattva Siddharta dan Yasodhara. Tidak mungkin bagi Bodhisattva untuk berjuang sendirian menjadi seorang Samyaksambuddha. Ia harus ditemani oleh seorang, seorang kalyanamitra, seorang yang mampu menyokongnya di saat senang maupun susah. Memberikan kasih sayang, setia dan memiliki sifat-sifat agung yang setara dengan Sang Bodhisattva sendiri. Rasa cinta yang tumbuh antara Bodhisattva dengan pasangannya mampu membawa pada akhir yang membahagiakan – happy ending, begitulah – karena akhirnya Bodhisattva mencapai Samyaksambuddha di Bhadrakalpa ini, Yasodhara pun menjadi seorang bhiksuni yang paling unggul dalam abhijna, yaitu bhiksuni Bhaddakaccana, yang diramalkan oleh Sang Buddha bahwa kelak ia akan menjadi seorang Samyaksambuddha bernama Rasmisatasahasraparipurnadhvaja. Maka dari itu tidaklah berlebihan apabila Bhiksu Nichiren Shonin berkata: ”Jika di antara kalian berdua (suami-istri) menyerah di pertengahan jalan, maka kalian berdua akan gagal mencapai ke-Buddhaan. Kalian adalah seperti dua sayap dari seekor burung dan dua mata dari satu orang. Dan istri kalian adalah pendukung kalian. Perempuan menyokong suaminya dan menyebabkan suaminya juga menyokongnya. Ketika seorang suami berbahagia, maka istrinya juga akan berbahagia. Ketika seorang suami adalah seorang pencuri, maka istrinya juga akan menjadi pencuri. Ini tidak berkenaan dengan hidup kali ini saja. Seorang suami dan istri adalah sangat dekat bagaikan bentuk dan bayangan, bunga dan buah, atau akar dan daun, di semua kehidupan.” (Writings of Nichiren Daishonin-1, 501)

Dalam Avadanakalpalata, dikisahkan ada seorang pemuda tampan, cakap dan kuat bernama Hastaka. Suatu hari, Hastaka jatuh cinta pada putri Raja Prasenajit yang bernama Civara. Demi meminang dan mendapatkan pujaan hatinya, Civara, Hastaka berusaha untuk menjadi orang kepercayaan sang raja dan bahkan menunggang gajah emas pergi ke istana. Sang raja menyetujui pernikahan mereka dan Civara sangat bergembira di hari pertunangannya. Setelah menikah, sang raja mengadakan pertemuan dengan Sang Buddha di Hutan Jeta dan bertanya karma apa yang membuat Hastaka dan Civara dapat bersama-sama pada kehidupan kali ini. Sang Buddha kemudian menceritakan pada mereka bahwa ketika Buddha Vipasyin berjalan menuju Sravasti bersama-sama dengan Sanghanya. Saat itu ada sepasang anak laki-laki dan perempuan sedang bermain-main dengan gajah kayunya di pinggir jalan. Kedua anak tersebut kemudian mempersembahkan gajah kayunya kepada Buddha Vipasyin. Saat itu, si anak laki-laki tersebut bertekad bahwa kelak di kelahiran-kelahiran berikutnya ia akan menikahi temanbermainnya dan mengendarai seekor gajah emas. Anak laki-laki tersebut adalah Hastaka, sedangkan Civara adalah anak perempuan pada kala itu. Sebuah tekad yang sederhana, namun dilakukan dengan sepenuh hati, dengan didukung kekuatan karma, dapat membawa sepasang kekasih untuk terus bersama di berbagai kehidupan. Cinta antara pasangan yang saling mengasihi adalah sebesar kekuatan cinta yang ditimbulkan oleh kebajikan Sang Bodhisattva, yang mampu membuat bumi bergetar: “Bumi mengetahui tiadanya keterikatan pada diri Bodhisattva, bahkan terhadap tubuhnya sendiri, bergetar dengan perasaan cinta bagaikan seorang istri terhadap suaminya.” (Shibi Jataka, Jatakamala)

Awal Perjalanan Cinta Sang Bodhisattva

Seorang gadis berkata pada brahmana Sumati:
“Namun aku akan memberikanmu bunga teratai ini dengan satu kondisi:
jika kamu, pada waktu engkau mempersembahkan bunga teratai
tersebut pada Sang Buddha, buatlah harapan yang sungguh-sungguh untuk mendapatkanku
sebagai istrimu di berbagai kehidupan, [yaitu dengan] berkata,
‘Semoga ia menjadi istriku dalam keberadaan yang berulang.” (Divyavadana)

Bagaimanakah cinta kasih agung Pangeran Siddharta dan Yasodhara pada awalnya terjalin?
Dimasa lampau ketika mereka terlahir sebagai Sumedha (Megha/ Sumati /Nayatikrama) dan
Sumitta (Prakriti /Susvada) semasa Buddha Dipankara masih hidup. Ketika perempuan Sumitta
bertemu dengan petapa Sumedha, ia mengucapkan sebuah tekad:
“Yang mulia petapa, selama waktu yang akan engkau jalani dalam mencapai Kebuddhaan;
semoga aku dapat selalu menjadi pendampingmu.”
Sumedha bertemu dengan Sumitta yang ketika itu datang membawa lima tangkai bunga teratai.
Ketika pertama kali bertemu, mereka berdua sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Petapa Sumedha kemudian bercakap-cakap dengan Sumitta:
Megha [Sumedha] bertanya pada Prakriti [Sumitta]:
“Berapakah harga untuk teratai-teratai tersebut, nona?”
Ia menjawab:
“Aku membeli kelima teratai tersebut seharga 500 koin emas
[purana] dan dua yang lain aku dapatkan dari seorang teman.”
Lalu sang brahmana muda, Megha, berkata padanya:
“Aku akan memberikan padamu 500 purana untuk lima tangkai teratai.
Dengan teratai tersebut aku akan menghormat pada Bhagavan Dipamkara dan engkau dapat
menghormati-Nya dengan dua tangkai lainnya.”
Prakriti menjawabnya dan berkata:
“Aku akan memberikanmu lima tangkai teratai ini dengan satu kondisi yaitu engkau akan mengambilku sebagai istrimu dan engkau akan menjadi suamiku.”
Brahmana muda Megha menjawab:
“Aku berusaha untuk melatih pikiran mencapai Anuttara Samyaksambodhi. Bagaimana kemudian aku berpikir tentang pernikahan?”
Prakriti menjawab, “Berusahalah dan capailah pikiran tersebut.
Aku tidak akan menghalangimu.”
(Mahavastu Avadana)

Love and Buddhism

Oleh: Hendrick
[Up. Vimala Dhammo / Up.Yeshe Lhagud]
rigsden_gandalf@yahoo.com

“Hidup bersama-sama di kehidupan lalu dan karena kebajikan dalam kehidupan kali ini, cinta lahir bagaikan teratai di atas air. Dengan hidup bersama, dengan pandangan, dengan senyuman, cinta lahir di antara pria dan wanita. Ketika cinta masuk ke dalam pikiran maka hati menjadi gembira.”Manusia yang paham akan yakin, berkata, “Ia berbahagia denganku di masa lampau”. Sejakwaktu yang lama dalam berbagai kelahiran yang berulang-ulang, sebanyak 1000 koti kelahiran,mereka berdua berhubungan bersama-sama sebagai istri dan suami.
(Sang Buddha, Mahavastu Avadana)

Begitulah kutipan kata-kata Sang Bhagava yang diucapkan oleh Pangeran Sudhanu / Sudhana (kelahiran lampau Pangeran Siddharta) kepada Kinnari Manohara (kelahiran lampau Yasodhara) untuk mengungkapkan rasa cintanya. Uniknya syair kata-kata tersebut juga diutarakan oleh wanita bernama Syama (kelahiran lampau Yasodhara) kepada seorang pedagang yang merupakan kelahiran lampau Pangeran Siddharta. Lantunan syair tersebut juga tertulis dalam kitab Nalini Jataka, untuk mendeskripsikan cinta antara Ekasringa (kelahiran lampau Pangeran Siddharta) dengan Nalini (kelahiran lampau Yasodhara).
Di kitab Tipitaka Pali, kita melihat Sang Buddha juga membabarkan kalimat di atas dalam Saketa Jataka, ketika ia ditanyai oleh siswa-Nya tentang sebab dari munculnya perasaan cinta di antara pria dan wanita, mengingat ada seorang brahmana bernama Buddhapita [ayah Buddha] dan istrinya, Buddhamata [ibu Buddha], yang terus bersama-sama berpasangan sebagai suami istri sebanyak 1500 kali kelahiran lampau mereka. Sebanyak 500 kali kelahiran mereka menjadi kedua orang tua Sang Bodhisatta, 500 kali sebagai paman dan bibi Sang Bodhisatta dan 500 kali kelahiran menjadi kakek nenek Sang Bodhisatta. Masih sebagai umat awam, mereka berdua mencapai tingkatan Arahat di bawah bimbingan Sang Buddha sendiri sehingga akhirnya mencapai Parinibbana.
Lalu selama 4 asamkhyeya kalpa serta 100.000 kali perputaran dunia [mahakalpa] dan selama 500 kelahiran pula, Sang Bodhisatta Pangeran Siddharta dan Yasodhara bersama-sama mengarungi samsara demi menyempurnakan paramita. Selama 500 kelahiran pula mereka saling mengasihi, menyokong dan mencintai satu sama lain. Cinta mereka tidak ada bandingannya di dunia ini. Sulit sekali untuk suami istri terus bersama-sama di berbagai kelahiran, namun berkat kekuatan tekad Sang Bodhisattva dan pasangannya, mereka berdua tidak terpisahkan walaupun harus menerjang ombak samsara yang sangat ganas.

Sutta tentang Cinta, Seks, dan Pernikahan

“Hidup bersama-sama di kehidupan lalu dan
karena kebajikan dalam kehidupan kali ini, cinta
lahir bagaikan teratai di atas air.
Dengan hidup bersama, dengan pandangan,
dengan senyuman, cinta lahir di antara pria dan
wanita. Ketika cinta masuk ke dalam pikiran
maka hati menjadi gembira.”

(Sang Buddha, Mahavastu Avadana)

16 October 2009

SEPENGGAL BAHAGIA


Oleh: Khemakalyani

Juli yang kerontang,

Bahkan malam di kota Gudeg inipun terasa amat dingin, bila kebekuan bayang perpisahan menghadang didepan mata. Temaram lampu taman di balik pohon Alamanda tak sanggup mengusir gelap kursi tua yang kita duduki.

Kutatap wajahmu yang teduh. Dalam keremangan, masih jelas terbaca gurat kepedihan di wajah itu. Tak perlu bertanya, aku tahu sebabnya. Duka yang sama, seperti yang sedang kurasa.

Kuangkat tanganku, kuelus wajahmu penuh rasa sayang. Kamu hanya diam, hilang sudah segala keceriaanmu, hilang sudah tawa riangmu. Terasa pedih hatiku menatap ekspresi wajahmu. Apa boleh buat, aku tak kuasa merubah jalan cerita ini. Segalanya berlaku sebagaimana alam menghendaki, harus kujalani, tak peduli aku suka atau tidak dengan peran ini. Aku dan kamu, hanya bagian kecil dari panggung kehidupan ini, yang kadang tak mampu mengukir cerita seperti yang kita mau. Ada sebuah kekuasaan yang memaksa kita menjalani semua skenario ini.

Tak kuasa kuterima tatapan matamu yang telanjang, aku menunduk pasrah. Mata yang biasa bersembunyi dibalik kaca mata minus itu kini dengan garang namun penuh kekalahan bercerita tentang sebuah dunia kelam dibalik hatimu. Dan pelukmu bercerita banyak, tentang kepedihan hatimu, tentang beratnya perpisahan, tentang ketidakberdayaan, kunikmati semua itu untuk yang terakhir kali.

”Kamu tega meninggalkan aku, Ra?” Bisik Bayu.

”Jangan katakan itu Bayu, kamu sangat tahu, aku terpaksa menjalani semua ini... Demi ibuku..”

”Kita bisa merubah cerita ini menjadi lain, Ra. Aku sanggup menentang dunia ini bersamamu...“

“Aku tahu, Yu. Tapi sekarang, bukan masalah sanggup atau tidak. Kita sudah dewasa, kitapun harus realistis. Nyatanya kita memang belum dapat bersatu, dengan segala kekurangan dan kelemahan kita.“

”Kita bisa lari! Dengan kemampuanku menulis aku bisa mendapatkan uang, aku juga bisa kerja apa saja..” Tatapanmu semakin garang.

”Yu..., bukannya aku takut miskin. Uang bukan segalanya. Kamu juga tahu, aku menerima semua ini bukan karena uang, tapi karena aku tidak sanggup melukai hati ibuku. Sakitnya semakin parah, aku takut...ini permintaan yang terakhir.”

”Tapi ’kan tidak berarti kamu harus kehilangan kebahagiaan kamu dengan menikahi seseorang yang tidak kamu cintai. Tidak berarti kamu harus selamanya hidup dengan pilihan ibumu, Ra.” Kamu berbicara dengan penuh amarah.

Kupeluk tubuh tinggimu rapat-rapat. Bila sudah begini, berbicarapun tak akan ada gunanya. Aku tahu betul sifatmu, kamu selalu memegang teguh apapun yang kamu anggap benar. Tapi sekarang bukan masalah benar atau salah. Yang kita hadapi bukan seminar atau diskusi yang harus berbicara secara akademis dan ilmiah. Ini bukan tentang kesewenang-wenangan pejabat terhadap rakyat yang bisa kita demo beramai-ramai. Ini tentang kehidupan, yang bukan milik kita.

Kita hanyalah anak-anak yang terlahir dalam penjara budaya dan tradisi yang harus kita junjung tinggi. Kita ada karena berbagai sebab dan kondisi. Dan kini, sebab dan kondisi itu menentukan kita harus berpisah.

Akhirnya, kitapun kehabisan kata-kata. Umpat dan caci tidak pernah memberikan penerang hati. Apalagi dengan tangis..., tak pernah selesai, hanya bisa beri kita sekejap kelegaan bila sesak dada telah tak terbendung lagi.

”Tara..., aku sayang kamu, sekarang dan selamanya. Kalau kamu tidak bahagia, datanglah padaku...” Akhirnya hanya itu yang bisa kamu ucapkan. Sekali lagi kamu memelukku, tapi bukan pelukan perpisahan. Karena sesungguhnya kita tidak pernah berpisah, engkau tetap hidup dalam kenanganku.

”Mama......Mama....,” Sebuah suara kecil nan nyaring mengoyak lamunanku diiringi dengan riuh bunyi sepatu. Sedetik kemudian sebuah wajah mungil menyeruak dari balik pintu dan menghambur ke pelukanku. Kusambut tubuh mungil itu dan kupeluk penuh rasa sayang. Pipit kecilku, buah hatiku yang menjadi bukti pengabdianku terhadap kebahagiaan ibuku.

Tak terasa, lima tahun berlalu setelah perpisahan denganmu. Aku menikah dengan Mas Pri. Bahagiakah aku? Seharusnya aku bahagia. Aku punya keluarga yang sempurna, suami yang lembut dan penyayang, seorang putri kecil yang pintar, Mas Pri bisa mencukupi semua kebutuhan materi kami dan aku sendiri punya penghasilan dari hobiku menulis. Bukankah itu hidup yang sempurna?

Lalu, apakah ada cinta? Cinta itu ada. Aku mencintai Mas Pri, meski mungkin tidak sebesar cinta Mas Pri kepadaku. Aku menghormati dan menyayanginya. Ribuan hari sudah kami jalani bersama, meski pada awalnya aku merasa sangat berat menjalaninya, kini aku bisa menikmati semua itu. Hadirnya Pipit menjadi pengikat hati kami.

Aku sudah melupakanmu? Tidak. Kamu tetap ada dan hidup di sebuah ruang di sudut hatiku. Terkadang kamu hadir disaat hatiku merasa sunyi. Aku masih mencintaimu, tetapi tidak dengan cinta kita yang dulu. Aku mencintaimu, hanya sebagai kenangan. Menyimpan dan membiarkan kenangan itu tetap hidup adalah hak tiap manusia. Karena pada dasarnya, tidak ada seorangpun yang berhak dan sanggup menghapus kenangan seseorang.

”Mama mikirin apa sih?” suara nyaring kembali mengembalikan kesadaranku. Kurengkuh tubuh mungilnya kedalam pelukanku. Dengan sepenuh rasa sayang kudekap dan kuelus rambutnya. Yah, hidup yang sebenarnya ada disini, bersamanya.

Tidak ada gunanya kita terus memikirkan masa lalu. Pun, tidak ada gunanya kita terus-terusan mengkhayalkan masa depan. Hidup yang sesungguhnya ada di hari ini. Kenyataan bahwa aku kini adalah seorang istri dan ibu, itulah peran yang sesungguhnya yang akan menentukan kemana hidup kita selanjutnya. Bahagia atau tidak bahagia adalah tergantung dari pikiran kita. Kebahagiaan bukan datang dari langit, melainkan datang dari dalam diri kita sendiri.

”I love you...”

”I love you too...” kupandang wajah lucunya. Tak terkira kebahagiaan memenuhi sanubariku setiap kali menatap putriku mengucapkan kata-kata itu dengan lidah cadelnya. (k/k)

(A lot of love to Tara)

Happy wedding anniversary

Puji syukur
Tuk kesehatan sampai hari ini
Tuk suka dan duka sepanjang tujuh tahun pernikahan
Tuk sebuah hadiah di tahun ini

Semoga
Selalu sehat, terbebas dari segala macam penyakit
Terbebas dari segala kekotoran hati (iri hati, kebencian, keserakahan, dll)
Selalu berbahagia dengan segala kondisi kehidupan

Sabbe satta bhavantu sukhitata
Sadhu Sadhu Sadhu

12 August 2009

I don't know anything but love

u tene kyo tesso sung gha
kunuphi cinno muchuwa
ojeneun urochi manunereun
kalsiteppe neirein hengbokkankolya

ultho ani motto mani-a-ni
uthuro wan sarang mani piru wesoyo
cinaga sewalmutu i cobarrike
tanshi nopshi nan mu gop tuwi cean
alsuopsho, sarangbakke namulla

ushimi baryo cim namigha
uroshu tom nara saram
kodara mokkewi it-tebho
sippun pu mujjen si-neun
kea jina ra yo

ulghe onjena makita nio soro
soro wase wenna geun
ara seun seyyo

keuriyyu barram corom
sa--ra cim teba
saram mya tanhi ryo shi nion torasshi
pogoshippho, tang shinineu mu chuwa

23 April 2009

MENGENAL BISNIS INTERNET (ONLINE)

Perkembangan dunia IT yang sangat pesat membawa imbas perubahan terhadap seluruh aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Sebagai seorang guru, mau tak mau, suka tak suka, harus mau mengikuti perkembangan jaman, kalau tidak ingin menjadi orang yang paling terakhir menerima informasi di kelas (baca: murid lebih dulu tahu informasi). Beruntung sekali, saya termasuk orang yang suka mempelajari hal-hal baru, termasuk internet. Dan beruntung pula, di sekolah telah disediakan fasilitas yang memadai bagi para guru yang ’mau’ berkenalan dengan dunia maya.

Mengenal internet pertama kali pada waktu masih kuliah, kemudian terlupakan oleh periode reproduksi (baca: menikah, melahirkan dan mengurus anak), akhirnya ketemu lagi dua tahun yang lalu. Belajar dari awal, seperti yang biasa terjadi pada orang yang baru mengenal dunia IT, saya juga mengalami tahapan dimana pertama kali mengenal internet hanya sebagai satu ’hiburan’ baru.

Tahap paling awal yang dilalui para netter pemula, internet hanya sebagai sarana hiburan, sebuah ’mainan’ baru yang sangat mengagumkan dimana kita bisa melihat seluruh isi dunia tanpa beranjak dari tempat duduk. Tidak hanya isi dunia yang terlihat, bahkan dunia yang tidak bisa dilihat dengan mata biasapun ada di internet yaitu dunia gaib. Foto hantu, setan, kuntilanak dan sejenisnya dapat dengan mudah dilihat, termasuk foto-foto ’tabu’. Pada tahap ini biasanya para netter hanya membuka situs-situs hiburan.

Tahap kedua, ketika sudah mulai bosan dengan berselancar kemana-mana, para netter mulai menggunakan internet sebagai sarana komunikasi. Bentuk komunikasi yang paling populer dalan internet adalah email dan chatting (messenger). Tahap kedua ini termasuk mengikuti milis dan situs jejaring sosial yang belakangan ini sangat populer seperti Friendster, Facebook, dkk. Namun tahap kedua ini juga akan sampai pada titik yang dianggap membosankan sehingga para netter mulai memanfaatkan internet untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.

Setelah tahap kedua terlalui, sebagai seorang guru yang juga mahasiswa, dimana saya dituntut untuk banyak membaca maka saya mulai menggunakan internet sebagai sumber belajar. Dunia nyata penuh keterbatasan ketika mencari buku atau bacaan ilmiah, baik keterbatasan biaya (harga buku mahal) maupun keterbatasan tempat (di Jambi buku kelas ’berat’ susah dicari), maka internet menjadi satu solusi yang sangat membantu, terutama dalam pembuatan makalah (nyontek-nyontek dikit he.he). Kalau dulu saya hanya bisa mengambil (download), sekarang sudah mulau belajar memberi (upload). Mencoba belajar ngeblog, awalnya hanya untuk ajang corat-coret kalau lagi pengen nulis, akhirnya memanfaatkannya dalam kegiatan pembelajaran juga.

Dulu saya berpikir bahwa hanya sampai disitulah fungsi internet bagi saya. Namun belakangan, saya seperti baru tersadar bahwa internet juga bisa memberikan lebih dari itu. Mulanya hanya iseng-iseng mengklik salah satu iklan yang menjanjikan ’solusi finansial’ dari kerja sambilan akhirnya kepikiran juga bahwa ternyata internet juga bisa menjadi penghasil uang.

Membaca penawaran ’menggiurkan’ dari satu situs bisnis online, yang ada di benak saya adalah sejuta tanya, benarkah? Masa sih? dan tanda tanya lainnya. Namun, jiwa petualangan saya mendorong saya untuk mencari tahu lebih lanjut. Dengan prinsip Jawa ”Jer Basuki Mowo Beyo” (Baca: kalau mau pintar harus sekolah dan sekolah harus bayar) maka saya keluarkan uang sebanyak yang diminta di situs itu untuk membeli ebook tentang bisnis online. Dengan harap-harap cemas (takut ketipu) saya transfer uang itu dan kemudian buka email dan melakukan konfirmasi sesuai petunjuk. Kemudian mendapat aktivasi dan saya telah menjadi member, berhak mendownload ebook yang dijanjikan. Setelah saya baca...ternyata masuk akal.

Seperti di dunia nyata, ternyata bisnis online juga bermacam-macam. Kalau di dunia nyata ada tipu menipu, di internet juga ada. Kalau di dunia nyata sukses harus didahului kerja keras, di dunia maya juga demikian. Menjadi cepat kaya itu bisa, tetapi menjadi cepat kaya tanpa kerja keras itu jelas ’bullshit’. Dari ebook tersebut akhirnya saya tahu bahwa bisnis online juga banyak macamnya, ada Reseller (penjualan), MLM, investasi, ecommerce, dll.

Reselling
Dalam bisnis ini kita menjadi affiliate/reseller yang menjual produk orang lain. Pertama kita harus mendaftar pada pengelola (produsen) yang mempunyai produk (biasanya ebook) dan kemudian kita membuat promosi/iklan sehingga orang tertarik untuk membeli produk tersebut dan kita mendapat komisi dari setiap transaksi yang terjadi. Jenis bisnis ini paling mudah dilakukan (tidak butuh keahlian khusus), paling santai kerjanya, cepat menghasilkan dan paling besar hasil yang diperoleh. Ebook yang dijual juga bermacam-macam, ada ebook tentang bisnis online seperti yang ini, ada ebook tentang cara mengutak-atik/memperbaiki ponsel seperti yang ini, ada ebook tentang kesehatan, dll. Kalau anda tertarik untuk mencobanya klik disini atau disini.

MLM
Jenis bisnis ini sama dengan MLM di dunia nyata (offline) yaitu member get member. Setiap member harus berusaha mencari orang yang mau menjadi member untuk mendapatkan uang. Bisnis ini ada yang menjual produk tetapi ada juga yang hanya mencari member/investor baru. Bisnis ini juga tidak membutuhkan keahlian khusus dan modal sedikit. Pengen coba? Klik aja disini.


Masih banyak macam bisnis online yang lain tetapi kebanyakan membutuhkan ketrampilan kita dalam menggunakan komputer dan membutuhkan kerutinan, seperti membuat review terhadap suatu produk (Product Review), Paid Searching, Pay To Click, Paid to Upload, dll masih banyak yang lainnya yang tidak sanggup saya ceritakan disini dan juga tidak boleh saya ceritakan secara detail karena itu melanggar hak cipta dan etika bisnis dari pembuat ebook tentang bisnis online yang saya beli. Klik aja disini kalau ingin tahu lebih lengkap.

Dari ebook itu akhirnya saya menjadi tahu bahwa ada satu lagi jenis profesi di dunia ini yaitu profesi WAH (Work At Home) yaitu para netter yang kerjanya mendulang dollar dari internet. Hobi yang mendatangkan rejeki dan menjadi satu profesi. Tetapi ada satu tantangan bagi para WAH, yaitu gimana caranya profesi ini bisa diakui dan dicantumkan dalam KTP sehingga pada kolom pekerjaan tidak harus diisi dengan kata ”Swasta” yang sudah basi itu tapi bisa diisi dengan: WAH. Bisa nggak ya...?! n Berani nggak menjelaskan tentang profesi baru ini kepada para perangkat kelurahan atau desa yang kebanyakan sudah uzur dan gaptek itu. Satu tantangan....

15 April 2009

INSPIRASI

Perjalanan telah dimulai...tapi mengapa begitu sulit mengakhirinya

Dua semester telah selesai dijalani, selangkah lagi menuju M.Pd
jalan mulai terasa terjal, kesulitan mulai menghampiri
semangat yang menyala waktu semester dua, menguap entah kemana
yang ada hanya rasa 'malas' membuka buku, 'malas' baca jurnal, dan 'malas' yang lain
padahal bunyi 'tesis' sudah didengung-dengungkan oleh para dosen, setiap detik menghampiri gendang telinga

Semangat!Semangat!Semangat!
Inspirasi....datanglah...!!!

27 March 2009

On my 31st

Thanks God for my life
Thanks Mom for everything...
Thanks for everyone loved me...
And
My Wishes on my 31st are...
- S2 for Mom
- Sebuah rumah mungil yang nyaman untuk Tara
- A car for my SEW

Sadhu Sadhu Sadhu

20 March 2009

Ulangan Harian Kelas XII

1. Sebutkan contoh-contoh pelaksanaan sila secara pasif!
2. Sebutkan contoh-contoh pelaksanaan sila secara aktif!
3. Jika anda mengalami problematika hidup, misalnya menjadi seorang korban
penganiayaan, apakah yang akan anda lakukan?
4. Apakah anda ingin menjadi Buddha? Usaha apakah yang anda lakukan?
5. Sebutkan contoh perbuatan yang mencerminkan pelaksanaan ikrar bodhisatva!

Ulangan Harian Kelas XI

1. Sebutkan contoh perbedaan kebenaran relatif dengan kebenaran absolut!
2. Bagaimanakah proses kerja hukum kebenaran?
3. Bagaimanakah proses ketergantungan manusia dengan ekosistem?
4. Sebutkan tanggung jawab kita terhadap masyarakat!
5. Sebutkan contoh-contoh perbuatan kita yang mencerminkan tanggung jawab kita terhadap
dunia!

Ulangan Harian Kelas X

1. Setelah membaca sejarah penulisan Tipitaka, apakah anda yakin dengan isi yang
terkandung dalam Tipitaka? Berikan Pendapat dan alasan!
2. Bagaimanakah cara anda turut melestarikan Dhamma dan Vinaya?
3. Mengapa anda berlindung kepada Tiratana?
4. Apakah manfaat yang anda rasakan dari berlindung kepada Tiratana?
5. Bagaimana cara anda mengembangkan diri dan merealisasi pernyataan berlindung kepada
Tiratana?

13 March 2009

Ulangan Harian Kelas XII

1. Setelah memahami konsep Sammuti Sacca dan Paramattha Sacca, bagaimanakah sikap anda dalam menyikapi fenomena kehidupan?
2. Manakah yang lebih tinggi nilainya, hukum kesunyataan atau hukum buatan manusia? Tuliskan alasanmu!
3. Setelah memahami tentang hukum kesunyataan, bagaimanakah seharusnya seorang umat Buddha bertindak dalam hidup sehari-hari?
4. Setelah memahami konsep Kamma dan Punabhava, kelahiran seperti apa yang anda inginkan dan bagaimana mengupayakannya?
5. Bagaimanakah sikap seorang umat Buddha terhadap fenomena global warming?

Sk 4 KD 4.4. Kelas X Semeter Genap

Standar Kompetensi:
4. Kemampuan memahami makna berlindung kepada Tiratana

Kompetensi Dasar:
4.4. Mengembangkan diri dan merealisasi pernyataan berlindung kepada Tiratana

QUIZ:
1. Jelaskan cara-cara pengembangan diri untuk berlindung kepada Tiratana!
2. Jelaskan cara merealisasikan pernyataan berlindung kepada Tiratana!
3. Sebutkan syarat-syarat menjadi umat Buddha!

SK 8 KD 8.4 Kelas XI Semester Genap

Standar Kompetensi:
8. Mengkonstruksi sikap umat Buddha terhadap lingkungan

Kompetensi Dasar:
8.4. Menjelaskan tanggung jawab manusia terhadap dunia

QUIZ:
1. Jelaskan definisi tanggung jawab!
2. Jelaskan pengertian tanggung jawab terhadap diri sendiri!
3. Jelaskan pengertian tanggung jawab terhadap orang lain!
4. Jelaskan hubungan timbal balik antara tanggung jawab diri sendiri dengan tanggung jawab terhadap orang lain!
5. Jelaskan akibat dari tidak melaksanakan tanggung jawab terhadap diri sendiri!
6. Jelaskan akibat dari tidak melaksanakan tanggung jawab terhadap orang lain!

06 March 2009

Sk 4 KD 4 Kelas X Semester Genap

Standar Kompetensi:
4. Kemampuan memahami makna berlindung pada Tiratana

Kompetensi Dasar;
4.3 Menjelaskan manfaat berlindung kepada Tiratana dalam kehidupan sehari-hari

QUIZ;
1. Sebutkan manfaat berlindung kepada Buddha!
2. Sebutkan manfaat berlindung kepada Dhamma!
3. Sebutkan manfaat berlindung kepada Sangha!
4. Sebutkan contoh perilaku yang mencerminkan perilaku ketaatan kepada Tiratana!

Sk 8 KD 8.3 Kelas XI Semester Genap

Standar Kompetensi:
8. Mengkonstruksi sikap umat Buddha terhadap lingkungan

Kompetensi Dasar;
8.3 Mendeskripsikan kesetiakawanan sosial dalam agama Buddha

QUIZ:
1. Jelaskan definisi kesetiakawanan sosial!
2. Tunjukkan kesetiawanan sosial menurut agama Buddha!

SK 12 KD 12.4 Kelas XII Semester 2

Standar Kompetensi:
12. Mengenal Asal-usul dan Kelanjutan Hidup Manusia

Kompetensi Dasar:
12.4 Menafsirkan Karma dan akibatnya dalam kehidupan manusia berikutnya

QUIZ:
1. Sebutkan macam-macam perbuatan yang dapat menyebabkan kelahiran di alam duggati!
2. Sebutkan macam-macam perbuatan yang dapat menyebabkan kelahiran di alam sugati!
3. Jelaskan macam-macam perbuatan yang dapat menyebabkan kelahiran di alam Rupa!
4. Jelaskan macam-macam perbuatan yang dapat menyebabkan kelahiran di alam Arupa!
5. jelaskan tentang usia dari makhluk-makhluk!

27 February 2009

Sk 4 KD 4.2 Kelas X Semester Genap

Standar Kompetensi:
Kemampuan memahami makna berlindung kepada Tiratana

KOmpetensi Dasar;
Menjelaskan makna berlindung kepada Tiratana

QUIZ:
1. Jelaskan makna berlindung kepada Buddha!
2. Jelaskan makna berlindung kepada Dhamma!
3. Jelaskan makna berlindung kepada Sangha!
4. Jelaskan maksud pernyataan Tiratana sebagai soko guru agama Buddha!
5. jelaskan aspek-aspek berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha!

SK 8 KD 8.2 Kelas XI Semester Genap

Standar Kompetensi:
Mengkonstruksi sikap umat Buddha terhadap lingkungan

Kompetensi Dasar:
Menjelaskan tanggung jawab manusia terhadap sesama, keluarga dan masyarakat

QUIZ:
1. Jelaskan secara garis besar isi Sigalovada Sutta!
2. Sebutkan kewajiban anak terhadap orang tua!
3. Sebutkan kewajiban orang tua terhadap anak!
4. Sebutkan kewajiban murid terhadap guru!
5. Sebutkan kewajiban guru terhadap murid!
6. Sebutkan kewajiban anggota masyarakat terhadap masyarakat!
7. Sebutkan kewajiban masyarakat terhadap anggotanya!

SK 12 KD 12.3 Kelas XII Semester Genap

Standar Kompetensi:
Mengenal Asal usul dan Kelanjutan Hidup Manusia

KD 12.3: Mendeskripsikan pembagian 31 alam kehidupan

QUIZ:
1. Tuliskan pembagian 31 alam kehidupan secara garis besar!
2. Sebutkan pembagian Kama Loka!
3. Sebutkan pembagian Rupa Loka!
4. Sebutkan pembagian Arupa Loka!

13 February 2009

SK 4 KD 4.1 Kelas X Semester 2

Standar Kompetensi:
4. Kemampuan memahami makna berlindung kepada Tiratana

Kompetensi Dasar:
4.1 Mendeskripsikan Tiratana sebagai pelindung

QUIZ:
1. Jelaskan definisi Buddha!
2. Jelaskan definisi Dhamma!
3. Jelaskan definisi Sangha!
4. Sebutkan kebaikan-kebaikan Buddha (Buddhaguna)!
5. Sebutkan kebaikan-kebaikan Dhamma (Dhammaguna)!
6. Sebutkan kebaikan-kebaikan Sangha (Sanghaguna)!

Sk 8 KD 8.1 Kelas XI Semester 2

Standar Kompetensi:
8. Mengkonstruksi sikap umat Buddha terhadap lingkungan.

Kompetensi Dasar:
8.1 Menjelaskan wawasan ekosistem dan saling ketergantungan.

QUIZ:
1. Jelaskan pengertian benda hidup dan benda mati!
2. Jelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam ekosistem!
3. Jelaskan saling ketergantungan manusia didalam suatu ekosistem!
4. Jelaskan pandangan agama Buddha tentang ekosistem!

SK 12 KD 12.2 Kelas XII Semester 2

Standar Kompetensi:
12. Mengenal asal usuldan kelanjutan hidup manusia

Kompetensi Dasar:
12.2 Menjelaskan proses evolusi,pembentukan dan penghancuran bumi beserta isinya.

QUIZ
1. Jelaskan proses hancur dan terbentuknya alam semesta dan isinya menurut Tipitaka!
2. Jelaskan proses terjadinya makhluk hidup menurut Tipitaka!
3. Jelaskan proses hancur dan terbentuknya alam semesta menurut agama lain!
4. Jelaskan proses terjadinya makhluk hidup menurut agama lain!

30 January 2009

SK 3 KD 3.4 Kelas X Semester 2

Standar Kompetensi:
3. Mengungkapkan kitab suci sebagai pedoman hidup

Kompetensi Dasar:
3.4 Menjelaskan kebenaran yang terdapat dalam Tipitaka

QUIZ:
1. Jelaskan bahwa kitab suci Tipitaka dapat dibuktikan kebenarannya!
2. Jelaskan bahwa kitab suci Tipitaka dapat memberikan manfaat bagi pelakunya!

Sk 7 KD 7.4 Kelas XI Semester 2

Standar Kompetensi:
7. Memahami Hukum Dhamma

Kompetensi Dasar:
7.4 Mengenali proses kerja hukum kebenaran

QUIZ
1. Bagaimanakah proses kerja hukum Cattari Ariya Saccani?
2. Bagaimanakah proses kerja hukum Kamma dan Punnabbhava?
3. Bagaimanakah proses kerja hukum Tilakkhana?
4. Bagaimanakah proses kerja hukum Paticcasamuppada?

SK 12 KD 12.1 Kelas XII Semester 2

Standar Kompetensi:
Mengenal asal usul dan kelanjutan hidup manusia

Kompetensi Dasar:
12.1 Menjelaskan kosmologi dan alam kehidupan

QUIZ
1. Jelaskan definisi kosmologi!
2. Sebutkan unsur-unsur kosmologi!
3. Jelaskan manfaat mengetahui kosmologi!
4. Jelaskan pengertian alam kehidupan menurut agama Buddha!
5. Bacalah artikel di internet yang menyajikan tentang kehidupan di planet lain kemudian berikan pendapatmu!

23 January 2009

Sk 3 KD 3.3 Kelas X Semester 2

Standar Kompetensi:
Mengungkapkan kitab suci sebagai pedoman hidup

Kompetensi Dasar:
3.3 Mendeskripsikan ruang lingkup dan intisari Tipitaka

QUIZ:
1. Sebutkan bagian-bagian Tipitaka
2. Buatlah skema Tipitaka!
3. Sebutkan bagian-bagian VInaya Pitaka!
4. Sebutkan bagian-bagian Sutta Pitaka!
5. Sebutkan bagian-bagian Abhidhamma Pitaka!

SK 7 KD 7.3 Kelas XI Semester 2

Standar Kompetensi:
Memahami Hukum Dhamma

KOmpetensi Dasar:
7.3 Menguraikan hukum kebenaran universal

QUIZ:
1. Sebutkan isi Hukum Kesunyataan!
2. Jelaskan konsep Hukum Cattari Ariya Saccani!
3. Jelaskan konsep Hukum Kamma dan Punabbhava!
4. Jelaskan konsep Tilakkhana!
5. Jelaskan konsep Paticcasamuppada!

SK 11 KD 11.3 Kelas XII Semester 2

Standar Kompetensi:
Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

Kompetensi Dasar:
11.3 Mendeskripsikan meditasi pandangan terang

QUIZ:
1. Definisikan pengertian Vipassana Bhavana!
2. Jelaskan tujuan pelaksanaan Vipassana Bhavana!
3. Sebutkan obyek pokok Vipassana Bhavana!
4. Sebutkan rintangan-rintangan dalam Vipassana Bhavana!
5. Jelaskan manfaat pelaksanaan Vipassana Bhavana!

17 January 2009

Makanan Mentah

Membaca tulisan Pak Bondan Mak Nyuss...
Senin, 19 Mei 2008 | 07:59 WIB

Jangan berhenti membaca! Ini bukan bizzare food, melainkan tentang sayur-mayur yang dimakan mentah tanpa dimasak.

Sekitar 20 tahun yang lalu, saya menginap di rumah Prof. Nader Shooshtari, seorang gurubesar ilmu ekonomi di Universitas Montana. Malam-malam, sambil mengobrol, dia mengambil dua botol bir dan satu kotak tupperware dari dalam lemari es. Di dalam kotak itu terdapat berbagai sayur potong. Ada brokoli, kembang kol, wortel, batang seledri besar. Sambil minum bir, camilannya adalah sayur-mayur mentah itu. Tanpa dicocol salad dressing maupun salsa.

Apa enaknya? Pada masa itu, lidah saya belumlah secerdas dan secanggih sekarang. Saya cuma ikut-ikutan dan mencoba menikmati brokoli mentah yang rasanya langu. Juga wortel mentah terasa langu. Duh, sengsara banget jadi orang modern, ya?

Nader bukanlah seorang pemalas yang enggan memasak dan menyuguhkan sayuran mentah. Itu adalah gaya hidupnya. Gaya hidup bugar – fit lifestyle. Ketika kami seasrama di Hale Manoa, Universitas Hawaii, Nader selalu memaksa saya turun dari tempat tidur dan ikut dia melakukan push up duapuluh kali dan sit up duapuluh kali pula. Dia sendiri melakukannya sampai hitungan seratus.

Makan sayur mentah mestinya tidak merupakan tantangan berat bagi orang Indonesia. Kuliner Nusantara juga mengenal banyak sayur mentah. Karedok, misalnya, adalah kumpulan sayur mentah. Begitu juga trancam dan berbagai lalapan mentah. Tetapi, brokoli, kembang kol, paprika, dan wortel memang memerlukan acquired taste. Saya sendiri melatih lidah saya dengan makan sayur-sayur mentah itu dicocol blue cheese atau salad dressing maupun salsa. Sekarang, semua sayur mentah sudah dapat saya nikmati tanpa cocolan apapun. Tekstur dan crunchiness dari masing-masing sayur merupakan sensasi tersendiri yang sangat dapat dinikmati.

Pernah makan sup gazpacho dari Spanyol? Sup ini sebetulnya merupakan jus sayuran – paprika, timun, bawang bombai, tomat – dengan sedikit bumbu. Sama sekali tidak dimasak. Lebih baik lagi bila disimpan semalam di lemari es.

Belum lama ini saya sempat singgah di sebuah restoran yang khusus menyajikan makanan mentah. Namanya “Juliano’s Raw” di pojokan Broadway dan 6th Avenue, Santa Monica, dekat Los Angeles, California. Tempatnya sederhana. Tetapi, ternyata sudah banyak selebritis – antara lain Demi Moore – yang melanggani restoran ini.

Juliano tidak pernah menyebut nama belakangnya. Mungkin sekali dia keturunan Italia. Tetapi, di Italia, nama seperti itu dieja sebagai Giuliano. Ia selalu tampil dengan gairah yang luar biasa. Bicara dengan mata membelalak dan kedua tangannya bergerak mendukung setiap kata-katanya.

Juliano “berdakwah” tentang living food (makanan hidup), yaitu sayur-mayur dan buah-buahan yang mengandung the power of procreation. Sayur segar bisa ditanam lagi untuk menghasilkan sayur segar beberapa kali lipat. Demikian juga biji yang dikandung buah segar dapat ditanam untuk menghasilkan buah-buahan segar berlipat ganda. Itulah yang dimaksudnya sebagai the power of procreation. Karena itu, manusia yang hanya makan sayur-mayur dan buah segar akan menjadi “lebih hidup”.

Sebaliknya, sayur-mayur dan buah akan mati bila dimasak. Karena itulah Juliano selalu menganjurkan agar sayur-mayur dan buah tidak dimasak, agar tidak kehilangan daya alamiahnya yang luar biasa bagi kehidupan manusia. “Dead foods are dead. They spoil and rot deep in your guts, finally becoming some cancer which in a delivery of excruciating pain eats you from the inside out,” tulis Juliano dalam buku-buku yang sudah diterbitkannya tentang living foods.

“If we eat wrong, no doctor can cure us. If we eat right, no doctor is needed,” itu adalah petuah lain dari Juliano. Ia menjamin bahwa semua makanannya mentah. Bila pun sempat dimasak, dipastikan tidak melalui pemanasan di atas 40 derajat Celcius. Itu dilakukan karena menurut teori, pemanasan bahan makanan di atas 80 derajat Celcius akan mematikan semua enzim yang dikandung. Yang jelas, memasak bahan pangan berarti “memeras” cairan yang dikandung. Padahal, tubuh kita sangat membutuhkan enzim dan cairan.

Oke, maka kami pun mulai meneliti daftar makanan di kartu menu untuk melihat makanan apa saja yang kira-kira akan memuaskan. Kami memesan beberapa menu untuk dicoba.

Ternyata, makanan yang datang jauh di luar dugaan kami. Misalnya, burrito yang kami pesan ternyata tidak dibungkus tortilla yang biasanya dibuat dari gandum atau tepung jagung, melainkan dibungkus nori (rumput laut). Lasagna yang kami pesan pun ternyata tidak memakai pasta. Satu-satunya makanan yang dimasak adalah yang terbuat dari campuran berbagai macam kacang.

Beberapa bahan yang banyak dipakai dalam hidangan “Raw” adalah wijen, wijen hitam, bit, kubis ungu, daun ketumbar, guacamole (dari avocado), krim kocok (whipped cream), rumput laut, dan berbagai jenis bunga yang dapat dimakan. Krim kocok untuk makanan maupun dessert dibuat dari Irish moss seaweed (sejenis rumput laut). Keju dibuat dari kacang-kacangan. Pasta dibuat dari zucchini. Minyak zaitun yang digunakannya juga minyak khusus yang diproses dengan panas yang tidak melebihi 35 derajat Celcius.

Rasanya? Saya tidak bohong. Betul-betul mak nyuss! Begitu segar, begitu unik, begitu khas. Saya sendiri heran betapa makanan dari bahan-bahan mentah dapat disajikan sedemikian enak. Luar biasa!

Di restorannya, Juliano hanya menyajikan makanan yang disebutnya sebagai living cuisine. Juliano’s food comes straight from the garden to your plate – demikianlah slogan restoran yang juga menjanjikan “100% organic” itu. Juliano bahkan “menantang” tamunya agar membawa sisa makanan pulang ke rumah dan kemudian meletakkannya di tanah. Tiga hari kemudian, pasti akan tampak tanda-tanda kehidupan dari tanaman baru. Itulah bukti nyata tentang slogan “living food”. Bandingkan dengan daging yang Anda buang di tanah. Tiga hari kemudian yang akan bermunculan adalah belatung.

Satu hal lagi yang saya “pelajari” di “Raw” adalah bahwa ternyata pada umumnya wine adalah minuman yang tidak vegan-friendly. “Raw”, sebaliknya, menyajikan wine khusus yang vegan-friendly, yaitu wine yang dalam proses pembuatannya tidak memakai putih telur, casein, dan gelatine yang merupakan produk hewani.

Bahan makanan yang disajikan “Raw” sebetulnya tidak hanya seratus persen organik, melainkan juga seratus persen veganik. Veganik berarti semua tanaman itu dipupuk dengan rumput laut dan abu vulkanik – tanpa pupuk dari kotoran hewan, apalagi pupuk kimia. Bahkan pencucian semua alat-alat dapur maupun alat-alat saji di “Raw” tidak memakai deterjen, melainkan dengan jeruk lemon dan cuka. Juliano barangkali memang orang yang paling fanatik dalam menjalani doktrin veganik.

“All of our foods – fruits, vegetables, sprouted grains – have been gently and lovingly tranformed into delicious food,” kata Juliano dengan mata membelalak dan kedua tangannya “beterbangan” ke mana-mana. Diam-diam saya menyimpan kekahawatiran, jangan-jangan kalau saya jadi veganik juga akan menjadi “hiper” seperti Juliano – bicara dengan mata membelalak, suara tinggi, dan kedua tangan heboh ikut bicara.

“Doktrin” Juliano ini mau tidak mau mengingatkan saya pada prinsip yang dianjurkan oleh Dokter Chris Teo di Penang. Di kliniknya, Dokter Teo menyembuhkan pasien kanker secara veganik dan kebiasaan hidup sehat. Ia bahkan menganjurkan agar orang tidak menjalani kemoterapi yang menurut dia justru bertentangan dengan hukum alam.

Seorang visioner agung Alfred Einstein pernah berkata bahwa masa depan dunia ini akan lebih terjamin bila makin banyak orang beralih dari kesukaan makan produk hewani ke disiplin makan sayur-mayur dan biji-bijian.

Selamat Waisak bagi teman-teman Buddhis yang sebagian besar menganut vegetarian. Sabe satta bhavantu sukhitata. Semoga semua mahluk berbahagia.

Bondan Winarno

Kompas.
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=2775.0

16 January 2009

SK 3 KD 3.2 Kelas X Semester 2

Kompetensi Dasar:
3.2 Menjelaskan sejarah penulisan kitab suci Tipitaka

QUIZ:
1. Tuliskan sejaran penulisan kitab suci Tipitaka!
2. Ceritakan sejarah konsili I!
3. Ceritakan sejarah konsili II!
4. Ceritakan sejarah konsili III!
5. Ceritakan sejarah konsili IV!
6. Ceritakan sejarah konsili V!
7. Ceritakan sejarah konsili VI!

SK 7 KD 7.1 2 Kelas XI Semester 2

Kompetensi Dasar:
7.2 Mendeskripsikan hukum kebenaran sebagai hukum alam

QUIZ:
1. Definisikan pengertian hukum kesunyataan!
2. Sebutkan macam-macam hukum kesunyataan!
3. Sebutkan contoh hukum buatan manusia!
4. Jelaskan perbedaan hukum kesunyataan dengan hukum buatan manusia!

SK 11 KD 11.2 Kelas XII Semester 2

Kompetensi Dasar
11.2 Mendeskripsikan meditasi ketenangan batin

QUIZ:
1. Definisikan pengertian Samatha Bhavana!
2. Jelaskan tujuan pelaksanaan Samatha Bhavana!
3. Sebutkan obyek-obyek Samatha Bhavana!
4. Sebutkan gangguan dalam melaksanakan Samatha Bhavana!
5. Sebutkan rintangan dari luar dalam pelaksanaan Samatha Bhavana!
6. Jelaskan manfaat Samatha Bhavana!

09 January 2009

Sk 11 Kelas XII Semester 2

Standar Kompetensi:
11. Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

Kompetensi Dasar:
11.1 Mendeskripsikan meditasi sebagai bagian dari Jalan Mulia Berunsur Delapan

Indikator:
11.1.1 Mendefinisikan pengertian meditasi
11.1.2 Menyebutkan macam-macam meditasi
11.1.3 Menyebutkan syarat-syarat untuk melaksanakan meditasi
11.1.4 Menyebutkan manfaat melaksanakan meditasi secara umum

QUIZ:
1. Jelaskan pengertian meditasi secara umum!
2. Jelaskan pengertian meditasi dalam agama Buddha!
3. Sebutkan macam-macam meditasi!
4. Sebutkan syarat-syarat melaksanakan meditasi!
5. Sebutkan manfaat melaksanakan meditasi secara umum!

SK 7 Kelas XI Semester 2

Standar Kompetensi:
7. Memahami Hukum Dhamma

Kompetensi Dasar:
7.1 Menjelaskan perbedaan kebenaran relatif dan kebenaran absolut

Indikator:
7.1.1 Mendefinisikan pengertian Sammuti Sacca
7.1.2 Menjelaskan pengertian Paramattha Sacca
7.1.3 Membedakan antara Sammuti Sacca dengan Paramattha Sacca

QUIZ
1. Jelaskan pengertian Sammuti Sacca!
2. Jelaskan pengertian Paramattha Sacca!
3. Jelaskan perbedaan antara Sammuti Sacca dengan Paramattha Sacca!
4. Berikan contoh Sammuti Sacca!
5. Berikan contoh Paramattha Sacca!

SK 3 Kelas X Semester 2

Standar Kompetensi:
3. Mengungkapkan kitab suci sebagai pedoman hidup

Kompetensi Dasar:
3.1 Mendeskripsikan proses pelestarian Dhamma dan Vinaya

Indikator:
3.1.1 Menjelaskan cara-cara melestarikan Dhamma dan Vinaya
3.1.2 Menceritakan sejarah dasar-dasar pelestarian Dhamma dan Vinaya
3.1.3 Menyebutkan perilaku yang dapat melestarikan Dhamma dan Vinaya
3.1.4 Menjelaskan manfaat melaksanakan Dhamma dan Vinaya dengan baik

QUIZ
1. Jelaskan cara-cara melestarikan Dhamma dan Vinaya!
2. Ceritakan sejarah dasar-dasar pelestarian Dhamma dan Vinaya!
3. Sebutkan contoh-contoh perilaku yang dapat melestarikan Dhamma dan Vinaya!
4. Jelaskan manfaat melaksanakan Dhamma dan Vinaya dengan baik!

Popular Posts