Ngaturaken ►►Namo Buddhaya Selamat Datang Welcome Sugeng Rawuh di Blog Sederhana ini_/|\_Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

09 November 2009

Awal Perjalanan Cinta Sang Bodhisattva

Seorang gadis berkata pada brahmana Sumati:
“Namun aku akan memberikanmu bunga teratai ini dengan satu kondisi:
jika kamu, pada waktu engkau mempersembahkan bunga teratai
tersebut pada Sang Buddha, buatlah harapan yang sungguh-sungguh untuk mendapatkanku
sebagai istrimu di berbagai kehidupan, [yaitu dengan] berkata,
‘Semoga ia menjadi istriku dalam keberadaan yang berulang.” (Divyavadana)

Bagaimanakah cinta kasih agung Pangeran Siddharta dan Yasodhara pada awalnya terjalin?
Dimasa lampau ketika mereka terlahir sebagai Sumedha (Megha/ Sumati /Nayatikrama) dan
Sumitta (Prakriti /Susvada) semasa Buddha Dipankara masih hidup. Ketika perempuan Sumitta
bertemu dengan petapa Sumedha, ia mengucapkan sebuah tekad:
“Yang mulia petapa, selama waktu yang akan engkau jalani dalam mencapai Kebuddhaan;
semoga aku dapat selalu menjadi pendampingmu.”
Sumedha bertemu dengan Sumitta yang ketika itu datang membawa lima tangkai bunga teratai.
Ketika pertama kali bertemu, mereka berdua sudah jatuh cinta pada pandangan pertama.
Petapa Sumedha kemudian bercakap-cakap dengan Sumitta:
Megha [Sumedha] bertanya pada Prakriti [Sumitta]:
“Berapakah harga untuk teratai-teratai tersebut, nona?”
Ia menjawab:
“Aku membeli kelima teratai tersebut seharga 500 koin emas
[purana] dan dua yang lain aku dapatkan dari seorang teman.”
Lalu sang brahmana muda, Megha, berkata padanya:
“Aku akan memberikan padamu 500 purana untuk lima tangkai teratai.
Dengan teratai tersebut aku akan menghormat pada Bhagavan Dipamkara dan engkau dapat
menghormati-Nya dengan dua tangkai lainnya.”
Prakriti menjawabnya dan berkata:
“Aku akan memberikanmu lima tangkai teratai ini dengan satu kondisi yaitu engkau akan mengambilku sebagai istrimu dan engkau akan menjadi suamiku.”
Brahmana muda Megha menjawab:
“Aku berusaha untuk melatih pikiran mencapai Anuttara Samyaksambodhi. Bagaimana kemudian aku berpikir tentang pernikahan?”
Prakriti menjawab, “Berusahalah dan capailah pikiran tersebut.
Aku tidak akan menghalangimu.”
(Mahavastu Avadana)

No comments:

Popular Posts