Ngaturaken ►►Namo Buddhaya Selamat Datang Welcome Sugeng Rawuh di Blog Sederhana ini_/|\_Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta

12 November 2010

Kemampuan Memahamai Makna Beriman Kepada Tuhan


Standar Kompetensi  2. Kemampuan memahami makna beriman kepada Tuhan
Kompetensi Dasar   : 2.1 Merumuskan dasar-dasar keyakinan dan cara mengembangkannya
Indikator                    :
·         Menjelaskan pengertian keyakinan menurut agama Buddha
·         Menyebutkan dasar-dasar keyakinan agama Buddha
·         Menjelaskan cara mengembangkan keyakinan dalam agama Buddha

Agama Buddha yang oleh umat Buddha dikenal sebagai Buddha Dhamma, bersumber pada kesunyataan yang diungkapkan oleh Sang Buddha Gotama lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang, dan oleh karenanya dapat membebaskan manusia dari ketidaktahuan (avijja) dan penderitaan (dukkha).
Dalam sejarah perkembangan agama Buddha, telah timbul berbagai mazhab dan sekte, yang saling berbeda dalam cara masing-masing menafsirkan segi-segi tertentu dari ajaran Sang Buddha, juga dalam ritualnya. Akan tetapi, sekalipun terdapat perbedaan di antara mazhab dan sekte-sekte agama Buddha, namun semuanya memiliki landasan-landasan dasar pokok dan tujuan yang sama, yang bersumber pada ajaran Sang Buddha Gotama. Perbedaan yang terdapat adalah dalam titik berat dan penekanan, tafsiran serta pengembangan falsafah dari pada landasan-landasan pokok tersebut. Landasan-landasan pokok yang sama ini adalah pengertian-pengertian yang minimal terdapat dalam semua mazhab dan sekte agama Buddha, yaitu:
  1. TIRATANA (Tiga Mustika)
  2. TILAKHANA (Tiga Corak Umum)
  3. CATTARI ARIYA SACCANI (Empat Kesunyataan Suci)
  4. KAMMA dan PATISANDHI/PUNABBHAVA (Hukum Kamma dan Tumimbal lahir)
  5. PATICCASAMUPPADA (Hukum Sebab-Musabab Yang Saling Bergantungan)
  6. NIBBANA (Kebahagiaan Tertinggi)
Umat Buddha di seluruh dunia menyatakan ketaatan dan kesetiaan mereka kepada Buddha, Dhamnia dan Sangha dengan kata-kata dalam satu rumusan kuno yang sederhana, namun menyentuh hati, yang terkenal dengan nama TISARANA (Tiga Perlindungan). Rumusan itu berbunyi :
BUDDHAM SARANAM GACCHAMI (Aku berlindung kepada Buddha)
DHAMMAM SARANAM GACCHAMI (Aku berlindung kepada Dhamma)
SANGHAM SARANAM GACCHAMI (Aku berlindung kepada Sangha)
Rumusan ini disabdakan oleh Sang Buddha Gotama sendiri (bukan oleh para siswa-Nya atau oleh makhluk lain) pada suatu ketika di Taman Rusa Isipatana dekat Benares, pada enam puluh Arahat siswa Beliau, ketika mereka akan berangkat menyebarkan Dhamma demi kesejahteraan dan kebahagiaan umat manusia. Sang Buddha Gotama bersabda :
“Para bhikkhu, ia (yang akan ditahbiskan menjadi samanera dan bhikkhu) hendaknya : setelah mencukur rambut kepala dan mengenakan jubah kuning .. .. .. bersujud di kaki para bhikkhu, lalu duduk bertumpu lutut dan merangkapkan kedua belah tangan di depan dada, dan berkata : AKU BERLINDUNG KEPADA BUDDHA, AKU BERLINDUNG KEPADA DHAMMA, AKU BERLINDUNG KEPADA SANGHA”. (Vinaya Pitaka I. 22)
Sang Buddha Gotama menetapkan rumusan tersebut bukan hanya bagi mereka yang akan ditahbiskan menjadi samanera dan bhikkhu, tetapi juga umat awam. Setiap orang yang memeluk agama Buddha, baik ia seorang awam atau pun seorang bhikkhu, menyatakan keyakinan dengan katakata rumusan TISARANA tersebut. Nampaknya betapa luhurnya kedudukan BUDDHA, DHAMMA dan SANGHA. Bagi umat Buddha “berlindung kepada TIRATANA” merupakan ungkapan keyakinan, sama seperti “syahadat” bagi umat Islam dan “credo” bagi umat Kristen.

No comments:

Popular Posts